Pentagon: Serangan Rusia Perkuat Rezim Assad
A
A
A
WASHINGTON - Pentagon menuturkan, serangan udara yang dilancarkan Rusia di Suriah telah terbukti memperkuat rezim Bashar al-Assad. Ini terlihat dengan semakin banyaknya wilayah di Suriah yang kembali ke tangan pemerintah Suriah.
"Operasi yang dilancarkan Rusia untuk melawan teroris di Suriah telah memperkuat posisi presiden negara itu, Bashar Assad, Tapi, bagi kami itu tidak mengubah apapun," kata Kepala staf gabungan Amerika Serikat (AS), Joseph Dunford, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (21/1).
"Assad kembali mendapatkan kembali sejumlah wilayah berkat operasi Rusia. Serangan Rusia membuat Assad mendapatkan kembali kontrol atas wilayah yang sebelumnya dikepung oleh oposisi, termasuk oleh beberapa kelompok yang didukung AS," sambungnya.
Menurut Dunford, karena posisi yang lebih kuat dari pemerintah Suriah saat ini, solusi politik untuk menyelesaikan perang saudara yang sudah berlangsung sejak 2011 Suriah itu mungkin akan lebih sulit dijangkau.
Negosiasi damai Suriah sendiri rencananya akan digelar pada awal pekan depan di Wina, Austria. Namun, negosiasi itu terancam molor karena belum ada kesepakatan pihak mana saja yang harus diundang dalam negosiasi tersebut.
"Operasi yang dilancarkan Rusia untuk melawan teroris di Suriah telah memperkuat posisi presiden negara itu, Bashar Assad, Tapi, bagi kami itu tidak mengubah apapun," kata Kepala staf gabungan Amerika Serikat (AS), Joseph Dunford, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (21/1).
"Assad kembali mendapatkan kembali sejumlah wilayah berkat operasi Rusia. Serangan Rusia membuat Assad mendapatkan kembali kontrol atas wilayah yang sebelumnya dikepung oleh oposisi, termasuk oleh beberapa kelompok yang didukung AS," sambungnya.
Menurut Dunford, karena posisi yang lebih kuat dari pemerintah Suriah saat ini, solusi politik untuk menyelesaikan perang saudara yang sudah berlangsung sejak 2011 Suriah itu mungkin akan lebih sulit dijangkau.
Negosiasi damai Suriah sendiri rencananya akan digelar pada awal pekan depan di Wina, Austria. Namun, negosiasi itu terancam molor karena belum ada kesepakatan pihak mana saja yang harus diundang dalam negosiasi tersebut.
(esn)