Terorisme Jadi Fokus ASEAN setelah Bom Thamrin

Selasa, 19 Januari 2016 - 15:00 WIB
Terorisme Jadi Fokus...
Terorisme Jadi Fokus ASEAN setelah Bom Thamrin
A A A
JAKARTA - Terorisme kembali menjadi pembahasan dan fokus utama negara-negara ASEAN setelah serangan teror bom mengguncang kawasan Sarinah, Jalan MH.Thamrin, Jakarta. Terorisme kini menjadi tantangan bersama negara-negara Asia Tenggara.

”Terorisme di ASEAN dipahami sebagai tantangan regional. ASEAN punya Konvensi Penanggulangan Terorisme, komandannya adalah pejabat tinggi yang bertanggungjawab atas transnational crimes, dalam hal ini Kapolri yang duduk dalam badan tersebut,” kata mantan wakil Indonesia untuk ASEAN Intergovermental Commision on Human Right (AICHR), Rafendi Djamin pada Selasa (19/1/2016).

”Dalam kerja sama itu, ada hal-hal yang terkait soal pencegahan, pendeteksian, yang tentu saja terkait dengan arus uang yang beredar dan arus saling bertukar intelijen antarpejabat keamanan. Ini semua ada dalam konteks itu,” katanya lagi.

Menurutnya, dengan munculnya ISIS (kelompok Negara Islam Irak dan Suriah) di kawasan Asia Tenggara, kerja sama terorisme antarnegara ASEAN harus ditingkatkan. Namun, dia menegaskan bahwa masalah HAM juga harus diperhatikan dalam proses penaggulangan terorisme. Jangan sampai, lanjut Rafendi, demi nama keamanan hak-hak seseorang dilupakan begitu saja.

”Sekarang dengan adanya ISIS, tentu intensitas kerja sama ini harus lebih kental sehingga hal yang seperti kemarin terjadi di Jakarta itu, tidak terulang. Artinya, bisa terjadi intersepsi yang memadai. Sehingga sebelum dilakukan, tindakan teror sudah bisa ditanggulangi, meskipun semua operasi itu tidak mendapat headlines," ujarnya.

”Tapi yang penting yaitu terjadinya intersepsi yang efektif, apalagi dalam konvensi tersebut HAM juga diperhatikan. Sehingga untuk melakukan pencegahan dan penindakan antiterorisme, tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip HAM. Antara lain ada atau tidaknya praktik penyiksaan,” katanya.

“Intersepsi yang terkait hak-hak atas privacy harus diumumkan lebih dini sehingga publik bisa menerima jika kemudian hak atas privacy atau kepentingan pribadi akan terganggu karena masalah keamanan,” imbuh Rafendi.
(mas)
Berita Terkait
Transformasi Gedung...
Transformasi Gedung Sarinah, Department Store Modern Pertama di Indonesia
Indonesia Merasa Tak...
Indonesia Merasa Tak Aman dengan Adanya Senjata Nuklir
Luar Biasa! Tukang Bubur...
Luar Biasa! Tukang Bubur Ayam di Sarinah Rebut 3 Emas ASEAN Para Games 2022
Resmikan Transformasi...
Resmikan Transformasi Sarinah, Jokowi: Sarinah akan jadi Etalase Hasil UMKM Berkualitas
Peran Aktif Indonesia...
Peran Aktif Indonesia dalam ASEAN
Sarinah Rayakan Idulfitri...
Sarinah Rayakan Idulfitri dengan Produk Fashion dan Kriya Terbaik Indonesia
Berita Terkini
Siapa Brice Oligui Nguema?...
Siapa Brice Oligui Nguema? Presiden Terpilih Gabon yang Berani Menasionalisasi Aset Asing
14 menit yang lalu
Remaja 17 Tahun AS Ini...
Remaja 17 Tahun AS Ini Habisi Orang Tuanya untuk Dapat Modal untuk Mendanai Pembunuhan Trump
49 menit yang lalu
Rudal Balistik Iskander...
Rudal Balistik Iskander Rusia Hantam Ukraina Tewaskan 34 Orang
1 jam yang lalu
Raih 90 Persen Suara,...
Raih 90 Persen Suara, Pemimpin Kudeta Gabon Menang Pemilu
2 jam yang lalu
Imbas Kebijakan Donald...
Imbas Kebijakan Donald Trump, Orang Eropa Enggan Berlibur ke AS
3 jam yang lalu
Saat Rayakan Paskah...
Saat Rayakan Paskah Yahudi, Rumah Gubernur Pennsylvania Justru Dibakar Warga
4 jam yang lalu
Infografis
5 Kerugian Ukraina Setelah...
5 Kerugian Ukraina Setelah Ditinggalkan oleh Amerika Serikat
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved