Saudi Eksekusi Ulama Syiah Al-Nimr, Ini Pembelaan Putranya
A
A
A
RIYADH - Mohammed Al-Nimr, putra ulama Syiah Nimr Baqir Al-Nimr yang dieksekusi otoritas Arab Saudi pada awal tahun 2016 membela ayahnya. Menurutnya, ayahnya berjuang untuk hak-hak semua tahanan politik di Saudi.
”Dia berbicara untuk semua orang, dia tidak berbicara hanya untuk (masyarakat)Syiah. Dia meminta Pemerintah (Saudi) untuk membebaskan semua tahanan politik. Mereka marah karena dia membela orang yang tertindas oleh pemerintah ini,” kata Mohammed al-Nimr kepada Russia Today, yang dilansir semalam.
Menurutnya, banyak orang menengadah ke ayahnya ketika ia mulai berbicara tentang hak asasi manusia. ”Itu adalah salah satu hal utama yang mereka (Pemerintah Riyadh) tidak suka tentang dia,” ujar Mohammed.
Menurutnya, ulama Al-Nimr merupakan orang jujur dan pria lembut. Dia hanya kritikus yang vokal terhadap kepemimpinan Saudi. Al-Nimr adalah satu di antara 47 orang yang dieksekusi di Arab Saudi pada awal tahun 2016 atas tuduhan terorisme. Eksekusi massal itu tidak memicu reaksi keras di Timur Tengah, tetapi juga di berbagai negara.
”Kebanyakan orang yang tahu tentang ayah saya akan bertindak dengan cara manusia. Mereka tulus. Mereka melihat kebenaran, apa yang sebenarnya terjadi,” katanya.
”Arab Saudi masih menganggap ini tahun 1980 dan tidak ada internet, tidak ada berita internasional. Ini seperti mereka tinggal di sebuah kotak kecil, tetapi seluruh dunia menonton apa yang terjadi di sana. Mereka adalah satu-satunya tidak melihat apa yang terjadi di luar kotak itu,” sindir putra Al-Nimr itu.
Menteri Luar Negeri Saudi, Adel Al-Jubeir, memperingatkan negara-negara lain untuk tidak intervensi dalam urusan dalam negeri Kerajaan Saudi. Menurutnya, ekskusi adalah bagian dari hukum di Saudi yang harus dihormati semua negara.
”Dia berbicara untuk semua orang, dia tidak berbicara hanya untuk (masyarakat)Syiah. Dia meminta Pemerintah (Saudi) untuk membebaskan semua tahanan politik. Mereka marah karena dia membela orang yang tertindas oleh pemerintah ini,” kata Mohammed al-Nimr kepada Russia Today, yang dilansir semalam.
Menurutnya, banyak orang menengadah ke ayahnya ketika ia mulai berbicara tentang hak asasi manusia. ”Itu adalah salah satu hal utama yang mereka (Pemerintah Riyadh) tidak suka tentang dia,” ujar Mohammed.
Menurutnya, ulama Al-Nimr merupakan orang jujur dan pria lembut. Dia hanya kritikus yang vokal terhadap kepemimpinan Saudi. Al-Nimr adalah satu di antara 47 orang yang dieksekusi di Arab Saudi pada awal tahun 2016 atas tuduhan terorisme. Eksekusi massal itu tidak memicu reaksi keras di Timur Tengah, tetapi juga di berbagai negara.
”Kebanyakan orang yang tahu tentang ayah saya akan bertindak dengan cara manusia. Mereka tulus. Mereka melihat kebenaran, apa yang sebenarnya terjadi,” katanya.
”Arab Saudi masih menganggap ini tahun 1980 dan tidak ada internet, tidak ada berita internasional. Ini seperti mereka tinggal di sebuah kotak kecil, tetapi seluruh dunia menonton apa yang terjadi di sana. Mereka adalah satu-satunya tidak melihat apa yang terjadi di luar kotak itu,” sindir putra Al-Nimr itu.
Menteri Luar Negeri Saudi, Adel Al-Jubeir, memperingatkan negara-negara lain untuk tidak intervensi dalam urusan dalam negeri Kerajaan Saudi. Menurutnya, ekskusi adalah bagian dari hukum di Saudi yang harus dihormati semua negara.
(mas)