Israel: Implementasi Penuh Perjanjian Nuklir Iran Berbahaya
A
A
A
YERUSALEM - Israel lagi-lagi menjadi negara yang bersuara paling lantang menolak kesepakatan nuklir Iran. Terbaru, mereka menyebut implementasi penuh kesepakatan tersebut, yang juga sudah diverifkasi oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA), sebagai hal yang berbahaya bagi Timur Tengah, dan menyebut dunia gagal mengekang program nuklir Iran.
"Implementasi penuh perjanjian nuklir mengantar kita ke era baru dan berbahaya, di mana Iran dibebaskan dari sebagian besar sanksi ekonomi, tanpa harus keluar dari program nuklirnya atau memberikan penjelasan untuk kegiatan militernya," kata Menteri Urusan Strategis Israel, Gilad Erdan, seperti dilansir Al Arabiya pada Minggu (17/1).
Dirinya juga mengatakan, Iran adalah negara yang mendukung penuh Hizbullah, dan terus memberikan bantuan baik materi atau senjata ke kelompok tersebut. Selain itu, Iran juga kerap campur tangan dalam urusan dalam negeri sejumlah negara di Timur Tengah.
"Iran terus memasok senjata ke kelompok-kelompok teror seperti Hizbullah dan Hamas, sementara itu mereka juga terus ikut campur tangan dalam urusan internal negara-negara Teluk dan melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB terkait mengembangkan rudal balistik," sambungnya.
"Ini adalah hari yang sulit bagi semua negara di wilayah yang berharap Iran tidak akan dapat memperoleh senjata nuklir dan akan berhenti ikut campur di kawasan itu," pungkasnya.
"Implementasi penuh perjanjian nuklir mengantar kita ke era baru dan berbahaya, di mana Iran dibebaskan dari sebagian besar sanksi ekonomi, tanpa harus keluar dari program nuklirnya atau memberikan penjelasan untuk kegiatan militernya," kata Menteri Urusan Strategis Israel, Gilad Erdan, seperti dilansir Al Arabiya pada Minggu (17/1).
Dirinya juga mengatakan, Iran adalah negara yang mendukung penuh Hizbullah, dan terus memberikan bantuan baik materi atau senjata ke kelompok tersebut. Selain itu, Iran juga kerap campur tangan dalam urusan dalam negeri sejumlah negara di Timur Tengah.
"Iran terus memasok senjata ke kelompok-kelompok teror seperti Hizbullah dan Hamas, sementara itu mereka juga terus ikut campur tangan dalam urusan internal negara-negara Teluk dan melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB terkait mengembangkan rudal balistik," sambungnya.
"Ini adalah hari yang sulit bagi semua negara di wilayah yang berharap Iran tidak akan dapat memperoleh senjata nuklir dan akan berhenti ikut campur di kawasan itu," pungkasnya.
(esn)