Imbas Serangan Seks di Jerman, Migran Pria Dilarang ke Kolam Renang
A
A
A
BONN - Untuk pertama kalinya, pusat rekreasi di sebuah kota di Jerman melarang semua migran pria memasuki kolam renang. Larangan itu muncul sebagai imbas atas serangan seks massal oleh kaum migran Arab dan Afrika Utara pada perayaan malam Tahun Baru 2016 di Cologne.
Semua mirgan termasuk pencari suaka yang tinggal di sebuah asrama di Bornheim, sebuah kota di pinggiran Bonn, dilarang mengunjungi kolam renang lokal.
Kepala Kesejahteraan Sosial Bornheim, Markus Schnapka, mengecam perilaku para migran dalam serangan seks massal di Cologne dan beberapa kota lain di Jerman. Larangan itu merupakan tindakan sementara.
Menurutnya, mereka dapat memperoleh kembali akses ke kolam renang setelah perilaku mereka membaik.”Setelah pekerja sosial kami memberitahu kami bahwa mereka telah mendapat pesan, kami akan menghentikan tindakan ini,” kata Schnapka, seperti dilaporkan media Jerman, Die Zeit, Sabtu (16/1/2016).
Staf kolam renang lain di Kota Netphen, di dekat Cologne, juga menerapkan tindakan disiplin bagi para pengungsi. Bernd Wieczorek, manajer kolam renang setempat, telah mengkonfirmasi bahwa sekelompok pengungsi berusia 20 sampai 25 tahun melakukan pelecehan seksual massal terhadap pengunjung perempuan.
Menurut Wieczorek, peraturan di kolam renang sudah jelas tertulis dalam bahasa Inggris, Jerman, Arab dan Prancis.
Sementara itu, sebuah bar di Austria tepatnya di Kota Bad Ischl melarang masuk pengungsi setelah ada kasus pelecehan seksual pada malam Tahun Baru lalu. Larangan itu memicu memicu kritik dari kelompok-kelompok HAM.
Semua mirgan termasuk pencari suaka yang tinggal di sebuah asrama di Bornheim, sebuah kota di pinggiran Bonn, dilarang mengunjungi kolam renang lokal.
Kepala Kesejahteraan Sosial Bornheim, Markus Schnapka, mengecam perilaku para migran dalam serangan seks massal di Cologne dan beberapa kota lain di Jerman. Larangan itu merupakan tindakan sementara.
Menurutnya, mereka dapat memperoleh kembali akses ke kolam renang setelah perilaku mereka membaik.”Setelah pekerja sosial kami memberitahu kami bahwa mereka telah mendapat pesan, kami akan menghentikan tindakan ini,” kata Schnapka, seperti dilaporkan media Jerman, Die Zeit, Sabtu (16/1/2016).
Staf kolam renang lain di Kota Netphen, di dekat Cologne, juga menerapkan tindakan disiplin bagi para pengungsi. Bernd Wieczorek, manajer kolam renang setempat, telah mengkonfirmasi bahwa sekelompok pengungsi berusia 20 sampai 25 tahun melakukan pelecehan seksual massal terhadap pengunjung perempuan.
Menurut Wieczorek, peraturan di kolam renang sudah jelas tertulis dalam bahasa Inggris, Jerman, Arab dan Prancis.
Sementara itu, sebuah bar di Austria tepatnya di Kota Bad Ischl melarang masuk pengungsi setelah ada kasus pelecehan seksual pada malam Tahun Baru lalu. Larangan itu memicu memicu kritik dari kelompok-kelompok HAM.
(mas)