Militer Pakistan Bersumpah Merespon Kuat Jika Saudi Terancam
A
A
A
ISLAMABAD - Militer Pakistan bersumpah untuk memberikan repon yang kuat jika integritas wilayah Arab Saudi terancam. Komitmen militer Pakistan itu muncul ketika Menteri Pertahanan Arab Saudi yang juga putra Raja Salman bin Abdulaziz, Mohammed bin Salman, berkunjung ke Islamabad, Senin (11/1/2016).
Dalam kunjungan selama tujuh jam, Pangeran Mohammed melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif dan Kepala Staf Militer Pakistan, Jenderal Raheel Sharif. Namun, Mohammed tidak melakukan pembicaraan dengan Menteri Pertahanan Pakistan, Asif Khawaja, yang menyambutnya di bandara.
Komitmen Pakistan untuk terhadap Saudi itu disampaikan Jenderal Raheel Sharif. ”Pakistan yang memiliki hubungan pertahanan dengan Kerajaan (Arab Saudi) di harga tertinggi, kembali menegaskan bahwa setiap ancaman terhadap integritas teritorial Arab Saudi akan membangkitkan respon kuat dari Pakistan,” katanya, seperti dikutip IB Times.
“Pakistan memiliki hubungan dekat dan hubungan persaudaraan dengan Arab Saudi serta negara-negara Teluk (GCC) lainnya dan menempatkan diri sangat penting untuk keamanan mereka,” lanjut Jenderal Raheel Sharif yang dikenal memiliki pengaruh politik yang kuat di Pakistan.
Hasil diskusi Jenderal Pakistan dengan Pangeran Mohammed belum dipublikasikan. Namun, ada spekulasi yang bermunculan di Islamabad bahwa pasukan Pakistan akan ditempatkan di Saudi.
Saudi saat ini masih terlibat ketegangan dengan Iran. Riyadh telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Teheran setelah massa di Iran membakar kantor Kedutaan Besar Saudi di Teheran. Amuk massa itu dipicu eksekusi 47 orang termasuk ulama Syiah terkemuka, Nimr Baqir Al-Nimr oleh otoritas Saudi.
Meski militer Pakistan komitmen untuk melindungi Saudi, namun Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, memilih untuk hati-hati. Dia bahkan mengajak Saudi dan Iran untuk menyelesaikan masalah melalui jalur diplomasi.
”Pakistan secara historis mengejar kebijakan mempromosikan persaudaraan antara negara-negara anggota OKI (Organisasi Kerjasama Islam). Pakistan juga selalu menyatakan kesiapannya untuk menawarkan jasa baik kepada negara-negara Muslim untuk resolusi atas perbedaan mereka,” kata PM Nawaz Sharif dalam pernyataan yang dikeluarkan kantornya.
Dalam kunjungan selama tujuh jam, Pangeran Mohammed melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif dan Kepala Staf Militer Pakistan, Jenderal Raheel Sharif. Namun, Mohammed tidak melakukan pembicaraan dengan Menteri Pertahanan Pakistan, Asif Khawaja, yang menyambutnya di bandara.
Komitmen Pakistan untuk terhadap Saudi itu disampaikan Jenderal Raheel Sharif. ”Pakistan yang memiliki hubungan pertahanan dengan Kerajaan (Arab Saudi) di harga tertinggi, kembali menegaskan bahwa setiap ancaman terhadap integritas teritorial Arab Saudi akan membangkitkan respon kuat dari Pakistan,” katanya, seperti dikutip IB Times.
“Pakistan memiliki hubungan dekat dan hubungan persaudaraan dengan Arab Saudi serta negara-negara Teluk (GCC) lainnya dan menempatkan diri sangat penting untuk keamanan mereka,” lanjut Jenderal Raheel Sharif yang dikenal memiliki pengaruh politik yang kuat di Pakistan.
Hasil diskusi Jenderal Pakistan dengan Pangeran Mohammed belum dipublikasikan. Namun, ada spekulasi yang bermunculan di Islamabad bahwa pasukan Pakistan akan ditempatkan di Saudi.
Saudi saat ini masih terlibat ketegangan dengan Iran. Riyadh telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Teheran setelah massa di Iran membakar kantor Kedutaan Besar Saudi di Teheran. Amuk massa itu dipicu eksekusi 47 orang termasuk ulama Syiah terkemuka, Nimr Baqir Al-Nimr oleh otoritas Saudi.
Meski militer Pakistan komitmen untuk melindungi Saudi, namun Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, memilih untuk hati-hati. Dia bahkan mengajak Saudi dan Iran untuk menyelesaikan masalah melalui jalur diplomasi.
”Pakistan secara historis mengejar kebijakan mempromosikan persaudaraan antara negara-negara anggota OKI (Organisasi Kerjasama Islam). Pakistan juga selalu menyatakan kesiapannya untuk menawarkan jasa baik kepada negara-negara Muslim untuk resolusi atas perbedaan mereka,” kata PM Nawaz Sharif dalam pernyataan yang dikeluarkan kantornya.
(mas)