Diramal Meninggal 2015, Presiden Zimbabwe Ledek Nabi Malawi
A
A
A
LILONGWE - Presiden Zimbabwe, Robert Mugabe, meledek dua orang Malawi yang dianggap sebagai nabi karena meramalkan dirinya akan meninggal tahun 2015. Di luar prediksi, presiden yang berusia 92 tahun pada Januari 2016 ini ternyata masih sehat.
Ramalam kontroversial pertama muncul dari Austin Liabunya, sosok yang dianggap sebagai Nabi Malawi. Dia pada awal Januari 2015 meramal bahwa layanan Presiden Mugabe tidak akan melampui tahun 2015.
Menurut Liabunya, setelah kematian Mugabe, Zimbabwe itu harus dikembalikan di posisinya di lima besar negara terkaya di Afrika.
Pada bulan Februari 2015, “nabi” Malawi lainnya, Kenneth Eagle, juga meramalkan hal serupa.”Ini untuk Rhodesia Selatan (sekarang Zimbabwe). Saya tahu ada ‘Nabi’ besar di Zimbabwe, tapi semangat saya menangis karena menulis ini,” tulis Eagle di halaman Facebook-nya.
”Mengapa pahlawan politik Afrika beristirahat tanpa Kristus. Hal ini tidak jauh ketika bendera Rhodesia Selatan akan diturunkan untuk beberapa hari. Ini adalah jatuhnya Raja besar dan kerajaannya. Saya melihat bendera Uni Afrika (AU) bendera diturunkan sebagai simbol kehormatan untuk pemimpin tercinta tercinta,” lanjut Eagle.
”Viva ... Viva, ini adalah kata-kata terakhir yang diucapkan oleh banyak presiden karena mereka memasuki Zimbabwe. Apa yang terjadi di Zimbabwe? Itu pertanyaan dan malaikat Tuhan saya mengatakan ini harus terjadi segera, berdoa bahwa itu tidak akan terjadi di musim meriah. Lalu, saya melihat sebuah bangsa yang lebih baik dengan banyak ekonomi melimpah,” lanjut ramalan Eagle.
Presiden Mugabe meninggalkan negara untuk cuti tahunan selama seminggu lalu. Meski demikian, ramalan kedua “nabi” itu belum ada tanda-tanda untuk terbukti. Sebaliknya, Mugabe seperti dikutip Russia Today, kemarin, justru mengolok-olok ramalan tentang kematiannya. Dia menegaskan, hanya Tuhan yang tahu kapan kematiannya tiba.
Ramalam kontroversial pertama muncul dari Austin Liabunya, sosok yang dianggap sebagai Nabi Malawi. Dia pada awal Januari 2015 meramal bahwa layanan Presiden Mugabe tidak akan melampui tahun 2015.
Menurut Liabunya, setelah kematian Mugabe, Zimbabwe itu harus dikembalikan di posisinya di lima besar negara terkaya di Afrika.
Pada bulan Februari 2015, “nabi” Malawi lainnya, Kenneth Eagle, juga meramalkan hal serupa.”Ini untuk Rhodesia Selatan (sekarang Zimbabwe). Saya tahu ada ‘Nabi’ besar di Zimbabwe, tapi semangat saya menangis karena menulis ini,” tulis Eagle di halaman Facebook-nya.
”Mengapa pahlawan politik Afrika beristirahat tanpa Kristus. Hal ini tidak jauh ketika bendera Rhodesia Selatan akan diturunkan untuk beberapa hari. Ini adalah jatuhnya Raja besar dan kerajaannya. Saya melihat bendera Uni Afrika (AU) bendera diturunkan sebagai simbol kehormatan untuk pemimpin tercinta tercinta,” lanjut Eagle.
”Viva ... Viva, ini adalah kata-kata terakhir yang diucapkan oleh banyak presiden karena mereka memasuki Zimbabwe. Apa yang terjadi di Zimbabwe? Itu pertanyaan dan malaikat Tuhan saya mengatakan ini harus terjadi segera, berdoa bahwa itu tidak akan terjadi di musim meriah. Lalu, saya melihat sebuah bangsa yang lebih baik dengan banyak ekonomi melimpah,” lanjut ramalan Eagle.
Presiden Mugabe meninggalkan negara untuk cuti tahunan selama seminggu lalu. Meski demikian, ramalan kedua “nabi” itu belum ada tanda-tanda untuk terbukti. Sebaliknya, Mugabe seperti dikutip Russia Today, kemarin, justru mengolok-olok ramalan tentang kematiannya. Dia menegaskan, hanya Tuhan yang tahu kapan kematiannya tiba.
(mas)