Presiden Burundi Ancam Perangi Pasukan Perdamaian
A
A
A
BUJUMBURA - Presiden Burundi Pierre Nkurunziza mengeluarkan komentar konfrontatif dalam menanggapi rencana pengiriman pasukan perdamaian Uni Afrika ke negaranya. Nkurunziza mengancam akan memerangi pasukan perdamaian yang dikirim ke Burundi.
"Setiap orang harus menghormati perbatasan Burundi. Dalam hal mereka yang melanggar prinsip-prinsip tersebut, mereka sama saja menyerang negara ini dan setiap wilayah Burundi akan berdiri serta melawan mereka. Negara ini akan diserang dan akan meresponnya," kata Nkurunziza seperti dilansir dari Reuters, Rabu (30/12/2015).
Sementara itu, pejabat pemerintah Burundi lainnya mengatakan, pasukan perdamaian yang tiba di Burundi tanpa izin maka akan dianggap telah melanggar kedaulatan negara itu.
Sebelumnya, Uni Afrika mengatakan siap mengirim 5.000 pasukan perdamaian untuk melindungi warga sipil yang terperangkap dalam aksi kekerasan yang pecah di negara itu. Lebih dari 220.000 orang telah melarikan diri sejak krisis meletus di Burundi pada bulan April lalu.
Hal ini dipicu niatan Presiden Nkurunziza untuk maju dalam pemilu presiden untuk masa jabatan presiden untuk ketiga kalinya.
"Setiap orang harus menghormati perbatasan Burundi. Dalam hal mereka yang melanggar prinsip-prinsip tersebut, mereka sama saja menyerang negara ini dan setiap wilayah Burundi akan berdiri serta melawan mereka. Negara ini akan diserang dan akan meresponnya," kata Nkurunziza seperti dilansir dari Reuters, Rabu (30/12/2015).
Sementara itu, pejabat pemerintah Burundi lainnya mengatakan, pasukan perdamaian yang tiba di Burundi tanpa izin maka akan dianggap telah melanggar kedaulatan negara itu.
Sebelumnya, Uni Afrika mengatakan siap mengirim 5.000 pasukan perdamaian untuk melindungi warga sipil yang terperangkap dalam aksi kekerasan yang pecah di negara itu. Lebih dari 220.000 orang telah melarikan diri sejak krisis meletus di Burundi pada bulan April lalu.
Hal ini dipicu niatan Presiden Nkurunziza untuk maju dalam pemilu presiden untuk masa jabatan presiden untuk ketiga kalinya.
(ian)