Erdogan Peringatkan Bahaya Sektarian Memecah Timur Tengah

Sabtu, 26 Desember 2015 - 16:54 WIB
Erdogan Peringatkan Bahaya Sektarian Memecah Timur Tengah
Erdogan Peringatkan Bahaya Sektarian Memecah Timur Tengah
A A A
ANKARA - Presiden Turki; Recep Tayyip Erdogan, mengatakan kepada Al Arabiya News Channel bahwaTimur Tengah sedang menderita plot sektarian untuk memecah wilayah itu.

Dalam wawancara yang akan ditayangkan hari Minggu besok, Erdogan menyerukan negara-negara Timur Tengah bersatu melawan bahaya itu. Dia mengakui ada perbedaan pendapat antara Turki dan Iran perihal isu-isu regional.

Ada perbedaan pendapat antara Turki dan Iran, tapi saya tidak ingin kesenjangan ini tidak mempengaruhi hubungan bertetangga yang baik.Sektarianisme tidak harus meminta kita untuk menjadi musuh, Islam harus jadi referensi kita,” kata Presiden Erdogan.

Ada niat di dunia untuk memecah kami dan kami perlu untuk bergabung dengan upaya dan muncul secara bersama-sama. Lihatlah apa yang terjadi di Irak, Suriah, Palestina dan Libya. Kita harus mengatasi masalah ini dan jika kita berhasil melakukannya, dunia Islam akan lebih kuat,” ucap Erdogan.

Pasukan Turki di Irak

Soal pengerahan pasukan Turki di Irak utara yang dianggap Baghdad sebagai “invasi”, Erdogan mengklarifikasi bahwa kehadiran pasukan Turki di Irak utara saat ini untuk melatih warga Irak di Kamp Bashiqa di dekat Mosul. Pengerahan pasukan Turki, kata Erdogan, atas permintaan dan sepengetahuan Pemerintah Irak.

Hubungan Irak-Turki baik. Kami mengatasi perkembangan di Irak selama kunjungan (Perdana Menteri Irak) Haidar al-Abadi ke Turki,” katanya, seperti dikutip Al Arabiya, Sabtu (26/12/2015).

Ketika ISIS memasuki Irak, Irak meminta bantuan kami dan kami mengatakan kepada mereka; kami sudah siap. Kami meminta mereka untuk menetapkan situs yang cocok untuk mendirikan basis kami dan mereka lakukan. Semuanya dimulai pada akhir tahun lalu, dan pada bulan Maret, kami mengalokasikan (pasukan) ke daerah Bashiqa,” ujar Erdogan.

Menteri Pertahanan Irak mengunjungi kamp pelatihan, tetapi tampaknya bahwa perkembangan di Suriah telah mempengaruhi situasi di Irak. Suriah, Iran, Irak dan Rusia telah membentuk aliansi kuartet di Baghdad dan meminta Turki untuk bergabung, tapi saya mengatakan kepada Presiden Putin bahwa saya tidak bisa duduk dengan presiden yang legitimasinya tidak percaya,” imbuh Erdogan mengacu pada sosok Presiden Suriah; Bashar Al-Assad.

(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6104 seconds (0.1#10.140)