NATO Bakal Bantu Turki Perkuat Sistem Pertahanan Udara
A
A
A
BRUSSELS - Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyatakan, pihaknya akan membuat paket kebijakan pertahanan baru untuk Turki guna memperkuat kapasitas militer negara tersebut.
"NATO akan membantu sekutunya, Turki, untuk membangun kapasitas pertahanan udara," kata Stoltenberg dalam sebuah wawancara dengan sejumlah media Eropa, seperti disitir Sputniknews dari surat kabar Die Welt Jerman, Senin (7/12/2015).
Menurut Stoltenberg, Turki berada dalam situasi yang lebih sulit dibanding anggota lainnya. Pasalnya, Turki mempunyai daerah perbatasan dengan Irak dan Suriah.
"NATO akan membantu Turki untuk meningkatkan pertahanan udaranya. Militer kami sudah hadir di Turki dan di sepanjang perbatasan dengan Suriah, sebelum jet Rusia ditembak jatuh. Dan kami akan mengadopsi paket kebijakan untuk Turki sebelum Natal," jelas Stoltenberg.
Terkait insiden penembakan pesawat tempur Rusia oleh pesawat tempur Turki di wilayah perbatasan, Stoltenberg menegaskan jika Turki mempunyai hak untuk membela diri. "Setiap negara memiliki hak untuk membela integritas dan wilayah udara teritorial," tegas Stoltenberg.
"NATO akan membantu sekutunya, Turki, untuk membangun kapasitas pertahanan udara," kata Stoltenberg dalam sebuah wawancara dengan sejumlah media Eropa, seperti disitir Sputniknews dari surat kabar Die Welt Jerman, Senin (7/12/2015).
Menurut Stoltenberg, Turki berada dalam situasi yang lebih sulit dibanding anggota lainnya. Pasalnya, Turki mempunyai daerah perbatasan dengan Irak dan Suriah.
"NATO akan membantu Turki untuk meningkatkan pertahanan udaranya. Militer kami sudah hadir di Turki dan di sepanjang perbatasan dengan Suriah, sebelum jet Rusia ditembak jatuh. Dan kami akan mengadopsi paket kebijakan untuk Turki sebelum Natal," jelas Stoltenberg.
Terkait insiden penembakan pesawat tempur Rusia oleh pesawat tempur Turki di wilayah perbatasan, Stoltenberg menegaskan jika Turki mempunyai hak untuk membela diri. "Setiap negara memiliki hak untuk membela integritas dan wilayah udara teritorial," tegas Stoltenberg.
(ian)