Turki: Pengiriman Pasukan Berdasarkan Permintaan Kemhan Irak
A
A
A
ANKARA - Turki kembali membantah bahwa pengiriman pasukan yang mereka lakukan ke Mosul tidak diketahui dan tidak seizin pemerintah Irak. Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu menyebut, pengiriman pasukan itu berdasarkan permintaan dari Kementerian Pertahanan Irak.
"Kementerian Pertahanan Irak telah membuat permintaan kepada kami untuk melatih militer Irak. Undangan yang sama diperpanjang kepada kita oleh Gubernur Provinsi Nineveh," ujar Cavusoglu seperti dilansir Sputnik pada Senin (7/12).
"Kami melatih Garda Nasional dan juga Peshmerga (Kurdi) Irak, yang akan memimpin perang melawan ISIS. Hal ini tidak hanya dilakukan oleh Turki, tetapi juga oleh Amerika Serikat, Jerman dan Perancis. Pasukan Turki telah ada sejak awal atas undangan pemerintah Irak," sambungnya.
Namun, sebelumnya Kemhan Irak justru mengatakan bingung dengan kebijakan yang dibuat oleh Turki tersebut. Kemhan Irak meminta Turki untuk segera menjelaskan mengenai pengiriman pasukan ini, dan maksud di balik pengiriman pasukan tersebut.
Sementara itu, Perdana Menteri Irak Haider el-Abadi menyatakan bahwa dirinya akan mengadukan Turki ke Dewan Keamanan PBB, jika Turki tidak menarik pasukan dalam kurun waktu 48 jam, yang terhitung sejak kemarin.
"Kementerian Pertahanan Irak telah membuat permintaan kepada kami untuk melatih militer Irak. Undangan yang sama diperpanjang kepada kita oleh Gubernur Provinsi Nineveh," ujar Cavusoglu seperti dilansir Sputnik pada Senin (7/12).
"Kami melatih Garda Nasional dan juga Peshmerga (Kurdi) Irak, yang akan memimpin perang melawan ISIS. Hal ini tidak hanya dilakukan oleh Turki, tetapi juga oleh Amerika Serikat, Jerman dan Perancis. Pasukan Turki telah ada sejak awal atas undangan pemerintah Irak," sambungnya.
Namun, sebelumnya Kemhan Irak justru mengatakan bingung dengan kebijakan yang dibuat oleh Turki tersebut. Kemhan Irak meminta Turki untuk segera menjelaskan mengenai pengiriman pasukan ini, dan maksud di balik pengiriman pasukan tersebut.
Sementara itu, Perdana Menteri Irak Haider el-Abadi menyatakan bahwa dirinya akan mengadukan Turki ke Dewan Keamanan PBB, jika Turki tidak menarik pasukan dalam kurun waktu 48 jam, yang terhitung sejak kemarin.
(esn)