Suriah Sambut Baik Niat Kerjasama Prancis
A
A
A
DAMASKUS - Menteri Luar Negeri Suriah Walid Muallem mengatakan, pihaknya menyambut baik keinginan Prancis untuk menjalin kerjasama dengan pemerintah Suriah dalam melawan ISIS. Keinginan tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Pancis Laurent Fabius.
Menurut diplomat senior Suriah itu, walaupun bisa terbilang sedikit terlambat, namun itu lebih baik daripada tidak ada niatan sama sekali untuk menjalin kerjasama dengan Suriah.
"Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Jika (Laurent) Fabius serius tentang bekerja dengan tentara Suriah dan berurusan dengan pasukan lapangan yang berjuang melawan Daesh (ISIS), maka kami menyambut baik itu," ucap Muallem, seperti dilansir Al Arabiya pada Sabtu (28/11).
Kemarin, Fabius mengatakan, pasukan yang setia kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad dapat digunakan untuk melawan ISIS. Hal ini diperlukan mengingat koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) tidak dapat menurunkan pasukan darat.
"Kita tidak bisa memiliki pasukan darat, tapi ada tentara Suriah dari Tentara Pembebasan Suriah, negara-negara Arab Sunni, dan mengapa tidak pasukan rezim Assad," kata Fabius.
Fabius juga menegaskan, menghancurkan markas ISIS di Raqqa adalah tujuan utama dari kampanye militer internasional. "Semua negara setuju untuk menetralisir dan memberantas Daesh," sambungnya.
Menurut diplomat senior Suriah itu, walaupun bisa terbilang sedikit terlambat, namun itu lebih baik daripada tidak ada niatan sama sekali untuk menjalin kerjasama dengan Suriah.
"Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Jika (Laurent) Fabius serius tentang bekerja dengan tentara Suriah dan berurusan dengan pasukan lapangan yang berjuang melawan Daesh (ISIS), maka kami menyambut baik itu," ucap Muallem, seperti dilansir Al Arabiya pada Sabtu (28/11).
Kemarin, Fabius mengatakan, pasukan yang setia kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad dapat digunakan untuk melawan ISIS. Hal ini diperlukan mengingat koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) tidak dapat menurunkan pasukan darat.
"Kita tidak bisa memiliki pasukan darat, tapi ada tentara Suriah dari Tentara Pembebasan Suriah, negara-negara Arab Sunni, dan mengapa tidak pasukan rezim Assad," kata Fabius.
Fabius juga menegaskan, menghancurkan markas ISIS di Raqqa adalah tujuan utama dari kampanye militer internasional. "Semua negara setuju untuk menetralisir dan memberantas Daesh," sambungnya.
(esn)