Lawan Propaganda ISIS, Nurul Izah Serukan Ulama Melek Teknologi
A
A
A
JAKARTA - Nurul Izah, putri tokoh oposisi Malaysia Anwar Ibrahim menyerukan para ulama untuk melek teknologi, terutama soal penggunaan media sosial. Hal itu untuk melawan propaganda ideologi ISIS.
Seruan itu disampaikan Izah sebagai perwakikan forum demokrasi Islam dunia di Jakarta, Senin (23/11/2015). "ISIS dan sejumlah organisasi teroris lainnya menggunakan sosial media untuk menyebarkan ideologi mereka. Jadi, seharusnya kita menggunakan cara yang lebih baik untuk melawannya," ucap Izah.
Menurutnya, ISIS dan kelompok radikal lainnya dalam satu hari setidaknya bisa merilis 50 video yang disebar di sejumlah akun sosial media . Target mereka adalah anak-anak muda dengan pemahamam agama yang masih dangkal.
Putri Anwar Ibrahim itu bercerita ketika dia ditahan oleh otoritas Malaysia beberapa waktu. Kala itu, dia ditempatkan satu sel bersama seorang simpatisan ISIS. Satu hal yang membuat dia miris adalah simpatisan ISIS tersebut adalah seorang gadis berusia 14 tahun.
Oleh karena itu, Izah menyerukan para ulama untuk mulai mencari cara guna mendekati anak-anak muda agar mereka tidak terjerumus dalam paham radikal.
"Para ustadz harus bisa memenangkan hati anak dengan cara yang lebih modern. Jangan hanya bicara di masjid-masjid saja tapi harus dipopulerkan agar Islam dikenal sebagai agama yang dekat dengan anak-anak muda," ujarnya.
Seruan itu disampaikan Izah sebagai perwakikan forum demokrasi Islam dunia di Jakarta, Senin (23/11/2015). "ISIS dan sejumlah organisasi teroris lainnya menggunakan sosial media untuk menyebarkan ideologi mereka. Jadi, seharusnya kita menggunakan cara yang lebih baik untuk melawannya," ucap Izah.
Menurutnya, ISIS dan kelompok radikal lainnya dalam satu hari setidaknya bisa merilis 50 video yang disebar di sejumlah akun sosial media . Target mereka adalah anak-anak muda dengan pemahamam agama yang masih dangkal.
Putri Anwar Ibrahim itu bercerita ketika dia ditahan oleh otoritas Malaysia beberapa waktu. Kala itu, dia ditempatkan satu sel bersama seorang simpatisan ISIS. Satu hal yang membuat dia miris adalah simpatisan ISIS tersebut adalah seorang gadis berusia 14 tahun.
Oleh karena itu, Izah menyerukan para ulama untuk mulai mencari cara guna mendekati anak-anak muda agar mereka tidak terjerumus dalam paham radikal.
"Para ustadz harus bisa memenangkan hati anak dengan cara yang lebih modern. Jangan hanya bicara di masjid-masjid saja tapi harus dipopulerkan agar Islam dikenal sebagai agama yang dekat dengan anak-anak muda," ujarnya.
(esn)