Simpati Hizbullah untuk Prancis
A
A
A
BEIRUT - Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah turut mengutarakan simpati dan belasungkawa kepada Prancis. Nasrallah menuturkan, sebagai orang Arab yang turut hidup di bawah ancaman ISIS, dan juga sebagai pihak yang turut melakukan perlawanan terhadap ISIS, dirinya sangat mengetahui apa yang dirasakan oleh Prancis saat ini.
"Orang-orang dari negara-negara Arab dan Islam yang hidup di bawah kebrutalan ISIS, termasuk Libanon yang menderita beberapa hari yang lalu, kami adalah pihak yang menyadari dan simpati atas apa yang menimpa bangsa Prancis," ucap Nasrallah.
"Kami turut menyampaikan belasungkawa, solidaritas, simpati, moral dan kemanusiaan untuk mereka yang tidak bersalah, yang diserang oleh kelompok kriminal dan barbar ISIS," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (15/11).
Pemerintah Prancis sendiri telah secara resmi mengkonfirmasi jumlah korban tewas dalam rentetan serangan di Paris dan sekitarnya sekitar 127 orang. Namun, para pejabat di Paris sebelumnya menyatakan jumlah korban tewas telah mencapai 153 orang, termasuk para penyerang berenjata.
Sebagai respon dari serangan tersebut, Presiden Prancis, Francois Hollande bersumpah akan melakukan perang tanpa ampun melawan teroris. Rentetan serangan di Paris dianggap yang terburuk sejak Perang Dunia II.
"Orang-orang dari negara-negara Arab dan Islam yang hidup di bawah kebrutalan ISIS, termasuk Libanon yang menderita beberapa hari yang lalu, kami adalah pihak yang menyadari dan simpati atas apa yang menimpa bangsa Prancis," ucap Nasrallah.
"Kami turut menyampaikan belasungkawa, solidaritas, simpati, moral dan kemanusiaan untuk mereka yang tidak bersalah, yang diserang oleh kelompok kriminal dan barbar ISIS," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (15/11).
Pemerintah Prancis sendiri telah secara resmi mengkonfirmasi jumlah korban tewas dalam rentetan serangan di Paris dan sekitarnya sekitar 127 orang. Namun, para pejabat di Paris sebelumnya menyatakan jumlah korban tewas telah mencapai 153 orang, termasuk para penyerang berenjata.
Sebagai respon dari serangan tersebut, Presiden Prancis, Francois Hollande bersumpah akan melakukan perang tanpa ampun melawan teroris. Rentetan serangan di Paris dianggap yang terburuk sejak Perang Dunia II.
(esn)