Teror Paris, Prancis Berstatus Darurat dan Tutup Perbatasan
A
A
A
PARIS - Pemerintah Prancis mengumumkan status darurat setelah terjadi rentetan teror berdarah di sejumlah wilayah di Paris yang menwaskan ratusan orang. Presiden Prancis, Francois Hollande mengatakan, semua perbatasan di Prancis ditutup hari ini.
“Serangan teroris yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Hollande. Dia menyerukan semua rakyatnya untuk tetap kuat dan menunjukkan persatuan.
”Ada banyak yang takut, tapi kita harus menghadapi ketakutan ini sebagai bangsa yang tahu bagaimana mengumpulkan pasukannya dan akan menghadapi teroris,” kata Hollande, seperti dikutip Russia Today, Sabtu (14/11/2015).
(Baca: Rentetan Penembakan Mengerikan Guncang Paris, 140 Orang Tewas)
Lima dari jalur metro di Paris telah ditutup setelah rentetan serangan. Semua penerbangan di Bandara Orly juga telah ditangguhkan. Bahkan, semua sekolah dan universitas di Paris juga akan ditutup.
Tragedi di Paris ini memaksa Presiden Hollande membatalkan partisipasinya pada KTT G20 di Turki akhir pekan ini.
(Baca: Prancis Kerahkan 1.500 Tentara, 5 Teroris Penyerbu Paris Tewas)
Sejumlah pemimpin dunia mengecam serangan teroris di Paris. “Rusia telah mengutuk serangkaian serangan teroris di Paris, Presiden Vladimir Putin menyampaikan belasungkawa terdalam kepada orang-orang Perancis, serta rekannya,” kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.
Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama juga menawarkan dukungan kepada Prancis. ”Kami berdiri siap dan siap untuk memberikan jenis bantuan apapun untuk pemerintah dan rakyat Perancis,” kata Obama.
(Baca juga: Pemimpin Dunia Ungkapkan Kekagetan Atas Serangan Paris)
Perdana Menteri Inggris, David Cameron, mengaku terkejut dengan rentetan serangan di Paris. ”Pikiran dan doa kami tertuju ke orang-orang Prancis," kata Cameron. ”Kami akan melakukan apa pun yang kami bisa untuk membantu.”
“Serangan teroris yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Hollande. Dia menyerukan semua rakyatnya untuk tetap kuat dan menunjukkan persatuan.
”Ada banyak yang takut, tapi kita harus menghadapi ketakutan ini sebagai bangsa yang tahu bagaimana mengumpulkan pasukannya dan akan menghadapi teroris,” kata Hollande, seperti dikutip Russia Today, Sabtu (14/11/2015).
(Baca: Rentetan Penembakan Mengerikan Guncang Paris, 140 Orang Tewas)
Lima dari jalur metro di Paris telah ditutup setelah rentetan serangan. Semua penerbangan di Bandara Orly juga telah ditangguhkan. Bahkan, semua sekolah dan universitas di Paris juga akan ditutup.
Tragedi di Paris ini memaksa Presiden Hollande membatalkan partisipasinya pada KTT G20 di Turki akhir pekan ini.
(Baca: Prancis Kerahkan 1.500 Tentara, 5 Teroris Penyerbu Paris Tewas)
Sejumlah pemimpin dunia mengecam serangan teroris di Paris. “Rusia telah mengutuk serangkaian serangan teroris di Paris, Presiden Vladimir Putin menyampaikan belasungkawa terdalam kepada orang-orang Perancis, serta rekannya,” kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.
Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama juga menawarkan dukungan kepada Prancis. ”Kami berdiri siap dan siap untuk memberikan jenis bantuan apapun untuk pemerintah dan rakyat Perancis,” kata Obama.
(Baca juga: Pemimpin Dunia Ungkapkan Kekagetan Atas Serangan Paris)
Perdana Menteri Inggris, David Cameron, mengaku terkejut dengan rentetan serangan di Paris. ”Pikiran dan doa kami tertuju ke orang-orang Prancis," kata Cameron. ”Kami akan melakukan apa pun yang kami bisa untuk membantu.”
(mas)