Mengenal S-300, Sistem Pertahanan Udara Baru Iran
A
A
A
TEHERAN - Iran dan Rusia dilaporkan baru saja meneken kerjasama pembelian sistem pertahanan udara S-300. Dengan ditekennya kerjasama ini, Rusia dikabarkan akan segera mengirimkan salah satu sistem pertahanan udara tercanggih yang ada saat ini ke Iran.
Meski belum diketahui berapa unit S-300 yang akan dibeli Iran, namun pengiriman tahap pertama tameng udara tersebut akan dilakukan Rusia pada awal tahun 2016 mendatang.
Merangkum dari berbagai sumber, Sindonews mencoba mengulik sedikit mengenai sistem senjata yang mulai tahun depan akan menjaga langit Iran tersebut.
S-300 adalah sistem rudal permukaan ke udara yang diproduksi oleh NPO Almaz. S-300 sejatinya bukan barang baru, rudal ini sudah dipakai sejak Rusia masih bernama Uni Soviet. Namun, setiap tahunnya rudal tersebut terus mengalami perkembangan, hingga bisa secanggih saat ini.
Pelontar rudal ini punya bobot sekitar 1,5 ton, dengan hulu ledak seberat 100 kg. Sistem pertahanan yang memiliki panjang tujuh meter ini sanggup menembakan rudal dengan kecepatan dua kilometer per detik atau setara Mach 6, sehingga sangat sulit bagi pesawat lawan untuk lepas dari kejaran rudal ini.
Sistem pertahanan yang dijuluki SA-10 Grumble oleh NATO ini memiliki daya jelajah yang bisa terbilang luar biasa. Rudal yang ditembakan S-300 tercatat pernah mencapai jarak 200 Km, dan pernah mencapai ketinggian 30 Km.
Selain itu, S-300 tidak hanya bisa melontarkan satu jenis rudal saja, melainkan setidaknya 10 jenis rudal bisa ditembakan oleh sistem pertahan udara ini. Mulai dari rudal lama berjenis 5V55K/KD, hingga jenis terbaru yakni 40N6, yang memiliki daya jelajah hingga 600 Km.
S-300 yang dikirim Rusia ke Iran sendiri sejatinya adalah varian baru dari rudal S-300, yakni S-300V4. Sistem rudal tersebut disebut-sebut dua kali lebih efektif ketimbang varian S-300 standar. Seri terbaru S-300 ini mampu menembak jatuh rudal balistik medium-range ballistic missiles (MRBM) dari jarak 2.500 km.
Meski belum diketahui berapa unit S-300 yang akan dibeli Iran, namun pengiriman tahap pertama tameng udara tersebut akan dilakukan Rusia pada awal tahun 2016 mendatang.
Merangkum dari berbagai sumber, Sindonews mencoba mengulik sedikit mengenai sistem senjata yang mulai tahun depan akan menjaga langit Iran tersebut.
S-300 adalah sistem rudal permukaan ke udara yang diproduksi oleh NPO Almaz. S-300 sejatinya bukan barang baru, rudal ini sudah dipakai sejak Rusia masih bernama Uni Soviet. Namun, setiap tahunnya rudal tersebut terus mengalami perkembangan, hingga bisa secanggih saat ini.
Pelontar rudal ini punya bobot sekitar 1,5 ton, dengan hulu ledak seberat 100 kg. Sistem pertahanan yang memiliki panjang tujuh meter ini sanggup menembakan rudal dengan kecepatan dua kilometer per detik atau setara Mach 6, sehingga sangat sulit bagi pesawat lawan untuk lepas dari kejaran rudal ini.
Sistem pertahanan yang dijuluki SA-10 Grumble oleh NATO ini memiliki daya jelajah yang bisa terbilang luar biasa. Rudal yang ditembakan S-300 tercatat pernah mencapai jarak 200 Km, dan pernah mencapai ketinggian 30 Km.
Selain itu, S-300 tidak hanya bisa melontarkan satu jenis rudal saja, melainkan setidaknya 10 jenis rudal bisa ditembakan oleh sistem pertahan udara ini. Mulai dari rudal lama berjenis 5V55K/KD, hingga jenis terbaru yakni 40N6, yang memiliki daya jelajah hingga 600 Km.
S-300 yang dikirim Rusia ke Iran sendiri sejatinya adalah varian baru dari rudal S-300, yakni S-300V4. Sistem rudal tersebut disebut-sebut dua kali lebih efektif ketimbang varian S-300 standar. Seri terbaru S-300 ini mampu menembak jatuh rudal balistik medium-range ballistic missiles (MRBM) dari jarak 2.500 km.
(esn)