Terlibat Rencana Pembunuhan Presiden, Wapres Maladewa Dipecat
A
A
A
MALE - Gejolak politik di Maladewa semakin memanas, setelah parlemen negara itu memakzulkan Wakil Presiden Ahmed Adeeb. Adeeb dipecat karena terlibat dalam upaya pembunuhan terhadap presiden. Pemakzulan Wakil Presiden ini dilakukan sehari setelah Presiden Maladewa mengumumkan keadaan darurat yang menuai kecaman dari masyarakat internasional.
Adeeb diberhentikan dari jabatannya setelah 61 dari 85 anggota parlemen Maladewa mendukung pemakzulan tersebut. Menurut Menteri Dalam Negeri, Umar Naseer, Adeeb sudah tidak bertugas di kantornya dan Presiden Abdulla Yameen secepatnya akan menunjuk penggantinya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (5/11/2015).
Adeeb sendiri telah ditahan oleh pihak kepolisian Maladewa sejak 24 Oktober lalu. Adeeb diduga terlibat dalam upaya pembunuhan terhadap Presiden Maladewa Abdulla Yameen, yaitu peristiwa meledaknya speedboat presiden yang terjadi pada 28 September lalu. Presiden Yameen sendiri berhasil selamat dari peristiwa tersebut, namun istri dan pembantunya mengalami luka-luka.
Keputusan pemakzulan ini semakin memperdalam krisis politik yang melanda negara kepulauan di Samudera Hindia itu setelah sebelumnya Presiden Maladewa mengumumkan keadaan darurat. Presiden Yameen mengumumkan keadaan darurat setelah pihak keamanan menemuka sebuah bom di dekat kediamannya di Male dan menemukan tempat penyimpanan senjata.
Amerika Serikat, negara-negara anggota persemakmuaran Inggria (Commonwealth) dan kelompok hak asasi manusia telah meminta kepada Maladewa untuk mencabut keadaan darurat tersebut dan mengakhiri tindakan represif terhadap kelompok oposisi.
Adeeb diberhentikan dari jabatannya setelah 61 dari 85 anggota parlemen Maladewa mendukung pemakzulan tersebut. Menurut Menteri Dalam Negeri, Umar Naseer, Adeeb sudah tidak bertugas di kantornya dan Presiden Abdulla Yameen secepatnya akan menunjuk penggantinya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (5/11/2015).
Adeeb sendiri telah ditahan oleh pihak kepolisian Maladewa sejak 24 Oktober lalu. Adeeb diduga terlibat dalam upaya pembunuhan terhadap Presiden Maladewa Abdulla Yameen, yaitu peristiwa meledaknya speedboat presiden yang terjadi pada 28 September lalu. Presiden Yameen sendiri berhasil selamat dari peristiwa tersebut, namun istri dan pembantunya mengalami luka-luka.
Keputusan pemakzulan ini semakin memperdalam krisis politik yang melanda negara kepulauan di Samudera Hindia itu setelah sebelumnya Presiden Maladewa mengumumkan keadaan darurat. Presiden Yameen mengumumkan keadaan darurat setelah pihak keamanan menemuka sebuah bom di dekat kediamannya di Male dan menemukan tempat penyimpanan senjata.
Amerika Serikat, negara-negara anggota persemakmuaran Inggria (Commonwealth) dan kelompok hak asasi manusia telah meminta kepada Maladewa untuk mencabut keadaan darurat tersebut dan mengakhiri tindakan represif terhadap kelompok oposisi.
(ian)