3 Juta Imigran Bakal Serbu Eropa di Akhir 2016
A
A
A
BRUSSELS - Uni Eropa (UE) memprediksi, 3 juta lebih imigran akan tiba di Benua Biru itu pada akhir tahun depan. Hal ini menjadi ujian serius negara-negara Eropa untuk menyiapkan tempat tinggal bagi mereka di tengah krisis imigran yang sedang terjadi.
Prediksi ini berdasarkan arus masuk imigran yang terjadi saat ini dan asumsi tentang arus masuk yang terjadi di masa depan, di mana tingkat kedatangan tidak mungkin melambat sebelum 2017, seperti dikutip dari laman Washington Post, Kamis (5/11/2015).
Komisi Eksekutif UE mengatakan, krisis pengungsi telah menyebabkan pengeluaran tambahan bagi pemerintah sejumlah negara Eropa, namun akan memberikan dampak positif pada ekonomi dalam beberapa tahun ke depan.
Kendati begitu, UE mengatakan, dampak nyata terhadap anggaran nasional setiap negara sulit untuk diprediksi. Pasalnya, tidak ada data yang lengkap dan dapat diandalkan untuk mengetahui apakah para imigran tersebut hanya singgah atau sudah menetap.
Lebih dari 700.000 imigran telah datang ke Eropa untuk mencari perlindungan atau pekerjaan sepanjang ini. Fenomena ini membuat pihak perbatasan negara-negara Eropa kewalahan untuk mengatur dan memberikan tempat tinggal sementara untuk para imigran.
Prediksi ini berdasarkan arus masuk imigran yang terjadi saat ini dan asumsi tentang arus masuk yang terjadi di masa depan, di mana tingkat kedatangan tidak mungkin melambat sebelum 2017, seperti dikutip dari laman Washington Post, Kamis (5/11/2015).
Komisi Eksekutif UE mengatakan, krisis pengungsi telah menyebabkan pengeluaran tambahan bagi pemerintah sejumlah negara Eropa, namun akan memberikan dampak positif pada ekonomi dalam beberapa tahun ke depan.
Kendati begitu, UE mengatakan, dampak nyata terhadap anggaran nasional setiap negara sulit untuk diprediksi. Pasalnya, tidak ada data yang lengkap dan dapat diandalkan untuk mengetahui apakah para imigran tersebut hanya singgah atau sudah menetap.
Lebih dari 700.000 imigran telah datang ke Eropa untuk mencari perlindungan atau pekerjaan sepanjang ini. Fenomena ini membuat pihak perbatasan negara-negara Eropa kewalahan untuk mengatur dan memberikan tempat tinggal sementara untuk para imigran.
(ian)