AS dan Korsel Tak Akan Ampuni Setiap Agresi Militer Korut
A
A
A
TOKYO - Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) sepakat memperkuat pertahanan dari ancaman militer Korea Utara (Korut). Kedua negara itu tidak akan mengampuni setiap provokasi dan agresi militer Korut.
Kesepakatan itu disampaikan Menteri Pertahanan AS, Ashton Carter dan Menteri Pertahanan Korsel, Han Min-koo, di Tokyo, Jepang, Senin (2/11/2015). Kedua menteri itu sebelumnya mengadakan pertemuan tertutup.
"Menteri Pertahanan (Korsel) dan AS menegaskan kembali bahwa setiap agresi atau provokasi militer provokasi Korut tidak akan ditoleransi,” bunyi pernyataan bersama kedua menteri, seperti dikutip Sputnik.
Kedua menteri itu telah menyatakan keprihatinan atas rencana rezim Pyongyang untuk melakukan peluncuran rudal jarak jauh dan rencana uji coba senata nuklir.
Dalam pernyataan bersama itu, Carter berjanji untuk mempertahankan kehadiran militer AS di Korsel memperkuat kesiapan tempur prajurit AS. Saat ini, ada 28.500 prajurit AS yang telah dikerahkan di Korsel.
“Aliansi kami dengan Korsel adalah ketat dan kuat. Anda lihat bahwa ada kekuatan tentara kita di sini dan rekan-rekan Korsel,” ujar Carter dalam konferensi pers bersama dengan Han.
Pada tahun 2005, Korut secara sepihak menyatakan diri sebagai negara nuklir. Sejak itu, Korut telah melakukan uji cobasenjata nuklir beberapa kali yang membuat Seoul dan Washington geram.
Tahun berikutnya, AS dan PBB mulai memberlakukan sanksi terhadap Pyongyang dalam menanggapi uji coba senjata nuklir dan rudal balistik.
Kesepakatan itu disampaikan Menteri Pertahanan AS, Ashton Carter dan Menteri Pertahanan Korsel, Han Min-koo, di Tokyo, Jepang, Senin (2/11/2015). Kedua menteri itu sebelumnya mengadakan pertemuan tertutup.
"Menteri Pertahanan (Korsel) dan AS menegaskan kembali bahwa setiap agresi atau provokasi militer provokasi Korut tidak akan ditoleransi,” bunyi pernyataan bersama kedua menteri, seperti dikutip Sputnik.
Kedua menteri itu telah menyatakan keprihatinan atas rencana rezim Pyongyang untuk melakukan peluncuran rudal jarak jauh dan rencana uji coba senata nuklir.
Dalam pernyataan bersama itu, Carter berjanji untuk mempertahankan kehadiran militer AS di Korsel memperkuat kesiapan tempur prajurit AS. Saat ini, ada 28.500 prajurit AS yang telah dikerahkan di Korsel.
“Aliansi kami dengan Korsel adalah ketat dan kuat. Anda lihat bahwa ada kekuatan tentara kita di sini dan rekan-rekan Korsel,” ujar Carter dalam konferensi pers bersama dengan Han.
Pada tahun 2005, Korut secara sepihak menyatakan diri sebagai negara nuklir. Sejak itu, Korut telah melakukan uji cobasenjata nuklir beberapa kali yang membuat Seoul dan Washington geram.
Tahun berikutnya, AS dan PBB mulai memberlakukan sanksi terhadap Pyongyang dalam menanggapi uji coba senjata nuklir dan rudal balistik.
(mas)