Israel Sebut Pidato Abbas sebagai Fitnah
A
A
A
YARUSALEM - Pemerintah Israel dibuat berang oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Dalam sebuah pidato Abbas menuding Israel sengaja meningkatkan tindakan kekerasan dan eksekusi di lapangan terhadap warga Palestina, dengan tujuan memancing konflik agama.
Kantor Perdana Menteri Israel menilai pidato tersebut sebagai fitnah, sebuah kebohongan yang ditujukan untuk memicu konflik. "Komentar yang dibuat Abu Mazzen (Abbas) semalam adalah hasutan dan kebohongan," bunyi pernyataan kantor PM Israel.
"Abbas, dengan kata-kata hasutan, memanfaatkan sinis agama dan dengan demikian membawa terorisme ke tanah kami," sambungnya, seperti dilansir Xinhua pada Kamis (15/10).
Dalam pidatonya tersebut, Abbas menegaskan, Palestina akan terus berjuang melawan kebijakan di Yerusalem dan seluruh wilayah Palestina. Menurut Abbas, sikap Israel mengancam proses perdamaian dan ketenangan di wilayah tersebut.
Ia pun menekankan, perdamaian dan keamanan tidak dapat tercapai tanpa berakhirnya pendudukan Israel dan mendirikan negara Palestina sesuai dengan wilayah perbatasan 1967.
"Kami tidak akan menyerang siapa pun dan kami tidak bisa menerima jika kami diserang. Kami diberitahu oleh dunia, jika kami tidak akan mendapatkan situasi seperti ini lagi dan kami tidak akan menyerah dengan kebijakan pendudukan dan agresi," kata Abbas.
Kantor Perdana Menteri Israel menilai pidato tersebut sebagai fitnah, sebuah kebohongan yang ditujukan untuk memicu konflik. "Komentar yang dibuat Abu Mazzen (Abbas) semalam adalah hasutan dan kebohongan," bunyi pernyataan kantor PM Israel.
"Abbas, dengan kata-kata hasutan, memanfaatkan sinis agama dan dengan demikian membawa terorisme ke tanah kami," sambungnya, seperti dilansir Xinhua pada Kamis (15/10).
Dalam pidatonya tersebut, Abbas menegaskan, Palestina akan terus berjuang melawan kebijakan di Yerusalem dan seluruh wilayah Palestina. Menurut Abbas, sikap Israel mengancam proses perdamaian dan ketenangan di wilayah tersebut.
Ia pun menekankan, perdamaian dan keamanan tidak dapat tercapai tanpa berakhirnya pendudukan Israel dan mendirikan negara Palestina sesuai dengan wilayah perbatasan 1967.
"Kami tidak akan menyerang siapa pun dan kami tidak bisa menerima jika kami diserang. Kami diberitahu oleh dunia, jika kami tidak akan mendapatkan situasi seperti ini lagi dan kami tidak akan menyerah dengan kebijakan pendudukan dan agresi," kata Abbas.
(esn)