Snowden Siap Pulang dan Rela Dipenjara di Amerika
A
A
A
MOSKOW - Whistleblower NSA, Edward Joseph Snowden, siap pulang ke Amerika Serikat (AS) dan bersedia untuk dipenjara. Dia rela mendekam di penjara jika hal itu bagian dari kesepakatan Pemerintah AS dengan dirinya.
Hal itu disampaikan bekas kontraktor Badan Keamanan Nasional (NSA) AS itu dalam wawancara terbaru dengan BBC Panorama.
”Saya sudah mengajukan diri untuk pergi ke penjara dengan pemerintah berkali-kali,” katanya dalam wawancara secara online, pada Senin malam. ”Apa yang saya tidak akan lakukan adalah saya tidak akan berfungsi sebagai pencegah untuk orang yang mencoba melakukan hal yang benar dalam situasi sulit.”
Kendati Snowden rela dipenjara asalkan bisa pulang ke AS, namun Departemen Kehakiman AS belum menanggapinya. ”Kami masih menunggu mereka untuk menghubungi kami kembali,” ujar Snowden.
Snowden pertama kali datang menjadi sorotan dunia pada 2013 setelah dia membocorkan penyadapan global yang dilakukan NSA. Awalnya, Snowden mengungkap penyadapan yang dilakukan Pemerintah AS kepada warganya. Namun, dia memiliki data bahwa NSA melakukan penyadapan terhadap berbagai negara.
Akibat aksi beraninya itu, Snowden terpaksa melarikan diri ke Hong Kong dan melanjutkan pelariannya ke Rusia. Dengan status buron intelijen AS, Snowden mendapat suaka sementara dari Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Di segmen yang sama, BBC juga minta mantan Pemimpin CIA dan Direktur NSA, Michael Hayden, untuk berbagi pengalaman mengenai nasib Snowden.
“Jika Anda meminta pendapat saya, dia akan meninggal di Moskow. Dia tidak pulang,” katanya. Snowden sendiri dikenai tuduhan melanggar Undang-Undang Spionase. Jika terbukti bersalah, ia bisa menghadapi hukuman penjara hingga 30 tahun.
Tahun lalu, Snowden dan pengacaranya mengatakan bahwa dia bersedia pulang ke AS dengan syarat mendapat pengadilan yang adil.
Hal itu disampaikan bekas kontraktor Badan Keamanan Nasional (NSA) AS itu dalam wawancara terbaru dengan BBC Panorama.
”Saya sudah mengajukan diri untuk pergi ke penjara dengan pemerintah berkali-kali,” katanya dalam wawancara secara online, pada Senin malam. ”Apa yang saya tidak akan lakukan adalah saya tidak akan berfungsi sebagai pencegah untuk orang yang mencoba melakukan hal yang benar dalam situasi sulit.”
Kendati Snowden rela dipenjara asalkan bisa pulang ke AS, namun Departemen Kehakiman AS belum menanggapinya. ”Kami masih menunggu mereka untuk menghubungi kami kembali,” ujar Snowden.
Snowden pertama kali datang menjadi sorotan dunia pada 2013 setelah dia membocorkan penyadapan global yang dilakukan NSA. Awalnya, Snowden mengungkap penyadapan yang dilakukan Pemerintah AS kepada warganya. Namun, dia memiliki data bahwa NSA melakukan penyadapan terhadap berbagai negara.
Akibat aksi beraninya itu, Snowden terpaksa melarikan diri ke Hong Kong dan melanjutkan pelariannya ke Rusia. Dengan status buron intelijen AS, Snowden mendapat suaka sementara dari Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Di segmen yang sama, BBC juga minta mantan Pemimpin CIA dan Direktur NSA, Michael Hayden, untuk berbagi pengalaman mengenai nasib Snowden.
“Jika Anda meminta pendapat saya, dia akan meninggal di Moskow. Dia tidak pulang,” katanya. Snowden sendiri dikenai tuduhan melanggar Undang-Undang Spionase. Jika terbukti bersalah, ia bisa menghadapi hukuman penjara hingga 30 tahun.
Tahun lalu, Snowden dan pengacaranya mengatakan bahwa dia bersedia pulang ke AS dengan syarat mendapat pengadilan yang adil.
(mas)