Aksi Brutal Mercer Bikin Keluarga Terkejut
A
A
A
WASHINGTON - Pelaku penembakan di sebuah kampus di Oregon, Amerika Serikat (AS), diketahui bernama Chris Harper Mercer (26). Ia adalah seorang pemuda kelahiran Inggris. Hal ini diungkapkan oleh saudara tiri pelaku.
Menurut laporan sejumlah media di AS, Mercer lahir di Inggris. Ia pindah ke AS setelah ayahnya menikah dengan seorang wanita asal AS beberapa tahun lalu. Saat mengetahui Mercer adalah pelaku aksi brutal tersebut, seluruh anggota keluarga mengaku terkejut. "Aku benar-benar masih gemetar dan ibu saya di dalam sana menangis. Aku tidak tahu apa yang harus dilakukan," ujar Carmen Nesnick, saudara tiri Mercer, seperti dikutip dari laman ITV, Jumat (2/10/2015).
Dimata Nesnick, Mercer adalah seorang pemuda yang mempunyai kepedulian yang tinggi. Ia juga bukan seorang yang teramat religius atau pun anti agama. "Dia selalu mendahulukan orang lain sebelum dirinya. Ia ingin semua orang bahagia. Tak perduli ia sedang sedih atau marah, ia selalu mencoba untuk menghibur semua orang," kata Nesnick.
Sementara ayah pelaku, Ian Mercer mengaku tidak percaya atas apa yang dilakukan oleh putranya. "Saya sama terkejutnya dengan orang lain. Saya sudah memberikan semua informasi yang saya ketahui kepada polisi dan FBI. Hanya itu yang bisa saya katakan saat ini," ujarnya seperti dikutip dari Mirror.
Menurut laporan sejumlah media di AS, Mercer lahir di Inggris. Ia pindah ke AS setelah ayahnya menikah dengan seorang wanita asal AS beberapa tahun lalu. Saat mengetahui Mercer adalah pelaku aksi brutal tersebut, seluruh anggota keluarga mengaku terkejut. "Aku benar-benar masih gemetar dan ibu saya di dalam sana menangis. Aku tidak tahu apa yang harus dilakukan," ujar Carmen Nesnick, saudara tiri Mercer, seperti dikutip dari laman ITV, Jumat (2/10/2015).
Dimata Nesnick, Mercer adalah seorang pemuda yang mempunyai kepedulian yang tinggi. Ia juga bukan seorang yang teramat religius atau pun anti agama. "Dia selalu mendahulukan orang lain sebelum dirinya. Ia ingin semua orang bahagia. Tak perduli ia sedang sedih atau marah, ia selalu mencoba untuk menghibur semua orang," kata Nesnick.
Sementara ayah pelaku, Ian Mercer mengaku tidak percaya atas apa yang dilakukan oleh putranya. "Saya sama terkejutnya dengan orang lain. Saya sudah memberikan semua informasi yang saya ketahui kepada polisi dan FBI. Hanya itu yang bisa saya katakan saat ini," ujarnya seperti dikutip dari Mirror.
(ian)