ISIS Tabuh Genderang Perang dengan Taliban

Minggu, 27 September 2015 - 17:03 WIB
ISIS Tabuh Genderang...
ISIS Tabuh Genderang Perang dengan Taliban
A A A
NEW YORK - Laporan PBB menyatakan, ISIS sudah masuk ke wilayah Afghanistan dan siap berperang melawan kelompok Taliban. Kemunculan ISIS di Afghanistan tidak terlepas dari pembelotan yang dilakukan sejumlah tokoh Taliban, pasca penunjukkan Mullah Mansour sebagai pemimpin kelompok tersebut.

ISIS pertama kali muncul di Afghanistan dan Pakistan pada 26 Januari lalu, ketika sejumlah komandan Taliban bersumpah setia kepada pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi. Sejak saat itu, mereka terus melebarkan sayapnya dengan merekrut anggota ataupun simpatisan dan berhasil memperoleh dukungan di 25 dari 34 provinsi di Afgahnistan.

Kekuatan ISIS semakin bertambah, karena sekitar 10 persen anggota Taliban berpaling menjadi simpatisan kelompok ekstrimis tersebut. Tidak hanya itu, mereka juga mendapat dukungan dari sejumlah pejuang asing dari Pakistan dan Uzbekistan yang sebelumnya mempunyai keterkaitan dengan Al-Qaeda.

Dengan kekuatan seperti itu, laporan PBB menyatakan, ISIS terus mengumandangkan perang melawan kelompok Taliban di kandang mereka sendiri. "Jumlah kelompok dan individu, baik yang secara terbuka menyatakan sebagai loyalis maupun sebagai simpatisan ISIS terus tumbuh di sejumlah provinsi di Afghanistan," bunyi laporan itu, seperti dilansir dari laman Express, Minggu (27/9/2015).

Laporan PBB juga menyatakan, selain mendapat dukungan dari sejumlah komandan Taliban dan anggotanya, ISIS juga berhasil mendapat dukungan dari sejumlah sosok berpengaruh yang mempunyai kedekatan dengan Taliban dan Al-Qaeda, yang telah berbalik mendukung ISIS.

Salah satunya adalah mantan penasihat pemimpin Taliban Mullah Omar, Abdul Rauf Khadem. Ia dilaporkan telah menjadi pendiri cabang ISIS di Provinsi Helmand dan Farah. Ia juga telah merekrut sejumlah pengikut dengan uang dalam jumlah besar.

Taliban sendiri sebelumnya telah menyatakan menolak untuk bergabung dengan kelompok yang menyatakan dirinya sebagai khilafah itu. Mereka bahkan menulis sebuah surat setebal 60 halaman guna memperingatkan ISIS untuk meninggalkan tanah mereka. Mereka juga sempat mengutuk aksi brutal ISIS saat mengeksekusi para tawanan dengan cara meledakkan mereka dengan bahan peledak dengan menyebutnya sebagai kelompok murtad.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1243 seconds (0.1#10.140)