Wanita Yazidi Mengaku Dijadikan Budak Seks Militan ISIS Asal AS
A
A
A
WASHINGTON - Seorang wanita Yazidi mengadu kepada Kongres Amerika Serikat (AS) bahwa dia dijadikan budak seks di Suriah oleh militan ISIS berkulit putih asal AS. Wanita berusia 20 tahun itu mengaku diculik militan ISIS asal AS bernama Abu Abdullah Al Amriki dan dijadikan budak pemuas nafsunya.
Dia bersiap memberikan kesaksian di hadapan Kongres AS. Wanita Yazidi itu memperkenalkan nama aliasnya, Bazi. Dia diculik militan asal AS ketika kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menyerbu desanya di Sinjar, Irak, pada 2014 lalu.
Menurutnya, pria AS itu datang ke Timur Tengah dengan berprofesi sebagai guru. Dia datang dengan istri dan anak-anaknya sampai akhirnya dia bergabung dengan ISIS.
Bazi mengaku diperkosa secara brutal oleh Al Amriki. Dia menderita selama berbulan-bulan ketika dijadikan budak seks oleh Al Amriki. Bazi mengalami tindakan bejat Al Amriki setelah dia menolak memeluk agama yang dianut militan ISIS itu.
”Tidak ada yang tersisa atas yang dilakukan terhadap saya. Mereka melakukan segala sesuatu,” katanya, seperti dikutip CNN, Jumat (25/9/2015).
Bazi mengaku dibawa penculiknya itu ke Kota Raqqa, Suriah. Di kota itulah, dia dilelang dengan beberapa gadis lain. Dia nyaris dijual kepada penawar tertinggi, sebelum Al Amriki memutuskan untuk “memanfaatkannya” sendiri.
Dia menggambarkan sosok Al Amriki berkulit putih dengan rambut dan janggut hitam. ”Dia mengatakan kepada kita, bahwa kita harus kembali ke era Nabi, di mana kita memaksa semua orang untuk menjadi pemeluk agamanya,” kata Bazi.
Bazi jugabercerita bahwa Al Amriki berdoa sebelum memperkosanya. ”Sebelum memperkosa saya, dia akan berdoa sekitar lima belas menit atau setengah jam. Dan bahkan pada pukul 02.00, 03.00, setelah memperkosa saya, dia akan pergi mandi dan berdoa lagi,” katanya.
Penderitaan itu bisa dia akhiri dengan membujuk militan asal AS tersebut. ”Saya katakan kepadanya, ‘Anda melakukan ini kepada saya, Anda dapat memiliki saya. Jangan menyakiti’,” ujarnya.
Wanita muda akhirnya lolos dengan bantuan keluarganya. Setelah ia berhasil melarikan diri ke sebuah toko terdekat, dia menghubungi orang-orang yang bekerja di jaringan bawah tanah untuk membebaskan para perempuan dari penyanderaan ISIS.
Kelompok HAM, Hardwired, menolong Bazi untuk datang ke AS. Kelompok itu minta FBI menyelidiki klaimnya. ”Saya tidak pernah bisa berpikir bisa keluar dari sana, karena meskipun saya mencoba berkali-kali, sepanjang waktu saya menyadari bahwa saya akan gagal. Dan sekarang, saya hampir tidak percaya bagaimana saya bisa berhasil,” imbuh wanita Yazidi itu.
Dia bersiap memberikan kesaksian di hadapan Kongres AS. Wanita Yazidi itu memperkenalkan nama aliasnya, Bazi. Dia diculik militan asal AS ketika kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menyerbu desanya di Sinjar, Irak, pada 2014 lalu.
Menurutnya, pria AS itu datang ke Timur Tengah dengan berprofesi sebagai guru. Dia datang dengan istri dan anak-anaknya sampai akhirnya dia bergabung dengan ISIS.
Bazi mengaku diperkosa secara brutal oleh Al Amriki. Dia menderita selama berbulan-bulan ketika dijadikan budak seks oleh Al Amriki. Bazi mengalami tindakan bejat Al Amriki setelah dia menolak memeluk agama yang dianut militan ISIS itu.
”Tidak ada yang tersisa atas yang dilakukan terhadap saya. Mereka melakukan segala sesuatu,” katanya, seperti dikutip CNN, Jumat (25/9/2015).
Bazi mengaku dibawa penculiknya itu ke Kota Raqqa, Suriah. Di kota itulah, dia dilelang dengan beberapa gadis lain. Dia nyaris dijual kepada penawar tertinggi, sebelum Al Amriki memutuskan untuk “memanfaatkannya” sendiri.
Dia menggambarkan sosok Al Amriki berkulit putih dengan rambut dan janggut hitam. ”Dia mengatakan kepada kita, bahwa kita harus kembali ke era Nabi, di mana kita memaksa semua orang untuk menjadi pemeluk agamanya,” kata Bazi.
Bazi jugabercerita bahwa Al Amriki berdoa sebelum memperkosanya. ”Sebelum memperkosa saya, dia akan berdoa sekitar lima belas menit atau setengah jam. Dan bahkan pada pukul 02.00, 03.00, setelah memperkosa saya, dia akan pergi mandi dan berdoa lagi,” katanya.
Penderitaan itu bisa dia akhiri dengan membujuk militan asal AS tersebut. ”Saya katakan kepadanya, ‘Anda melakukan ini kepada saya, Anda dapat memiliki saya. Jangan menyakiti’,” ujarnya.
Wanita muda akhirnya lolos dengan bantuan keluarganya. Setelah ia berhasil melarikan diri ke sebuah toko terdekat, dia menghubungi orang-orang yang bekerja di jaringan bawah tanah untuk membebaskan para perempuan dari penyanderaan ISIS.
Kelompok HAM, Hardwired, menolong Bazi untuk datang ke AS. Kelompok itu minta FBI menyelidiki klaimnya. ”Saya tidak pernah bisa berpikir bisa keluar dari sana, karena meskipun saya mencoba berkali-kali, sepanjang waktu saya menyadari bahwa saya akan gagal. Dan sekarang, saya hampir tidak percaya bagaimana saya bisa berhasil,” imbuh wanita Yazidi itu.
(mas)