Soal Al-Aqsa, Netanyahu Salahkan Palestina dan Turki
A
A
A
YARUSALEM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu nampaknya tidak terima pihaknya terus disalahkan atas peningkatan ketegangan di komplek al-Aqsa. Menurutnya, Palestina dan Turki lebih patut dikenai kritik atas peningkatan situasi di kawasan al-Aqsa.
"Kritik tidak harus selalu ditunjukan kepada Yarusalem, melainkan juga ke Ramallah, Gaza, Galilee dan juga Turki," ucap Netanyahu dalam sambutannya saat menggelar rapat mingguan bersama Parlemen Israel.
Netanyahu juga menyebut salah seorang petinggi Hamas, yakni Saleh al-Arouri sebagai salah satu dalang keributan di kawasan al-Aqsa. Dalam pandangan Netanyahu, Arouri adalah salah satu tokoh yang menghasut warga Palestina untuk melakukan serangan terhadap Israel.
"Tidak hanya menghasut, dia juga berusaha untuk mendistribusikan bom pipa ke al-Aqsa. Bahan peledak, walaupun itu berada di dalam masjid al-Aqsa, tetaplah bahan peledak, dan hal ini bisa mengubah status quo," sambungnya, seperti dilansir Jpost pada Minggu (20/9/2015).
Di kesempatan yang sama, dirinya juga membantah bahwa Israel mencoba untuk mengubah status quoa di al-Aqsa. Netanyahu terus menegaskan, bahwa Hamas, dan kelompok-kelompok pendukungnyalah yang mencoba mengubah status tersebut.
"Kami bukanlah pihak yang berusaha mengubah status quo, seperti yang dituduhkan selama ini. Sebuah tuduhan liar yang sangat tidak mendasar, dengan salah satunya adalah menyebut kami tidak memperbolehkan Muslim untuk bedoa di komplek kuil suci, atau tuduhah liar lainnya," imbuhnya.
"Orang lain, bukan kami yang mencoba menyebarkan tuduhan itu. Tuduhan dan hasutan itu datang dari Ikhwanul Muslimin, gerakan Islam di Israel, Hamas, dan sayangnya, juga partisipasi aktif dari otoritas Palestina," tambahnya.
"Kritik tidak harus selalu ditunjukan kepada Yarusalem, melainkan juga ke Ramallah, Gaza, Galilee dan juga Turki," ucap Netanyahu dalam sambutannya saat menggelar rapat mingguan bersama Parlemen Israel.
Netanyahu juga menyebut salah seorang petinggi Hamas, yakni Saleh al-Arouri sebagai salah satu dalang keributan di kawasan al-Aqsa. Dalam pandangan Netanyahu, Arouri adalah salah satu tokoh yang menghasut warga Palestina untuk melakukan serangan terhadap Israel.
"Tidak hanya menghasut, dia juga berusaha untuk mendistribusikan bom pipa ke al-Aqsa. Bahan peledak, walaupun itu berada di dalam masjid al-Aqsa, tetaplah bahan peledak, dan hal ini bisa mengubah status quo," sambungnya, seperti dilansir Jpost pada Minggu (20/9/2015).
Di kesempatan yang sama, dirinya juga membantah bahwa Israel mencoba untuk mengubah status quoa di al-Aqsa. Netanyahu terus menegaskan, bahwa Hamas, dan kelompok-kelompok pendukungnyalah yang mencoba mengubah status tersebut.
"Kami bukanlah pihak yang berusaha mengubah status quo, seperti yang dituduhkan selama ini. Sebuah tuduhan liar yang sangat tidak mendasar, dengan salah satunya adalah menyebut kami tidak memperbolehkan Muslim untuk bedoa di komplek kuil suci, atau tuduhah liar lainnya," imbuhnya.
"Orang lain, bukan kami yang mencoba menyebarkan tuduhan itu. Tuduhan dan hasutan itu datang dari Ikhwanul Muslimin, gerakan Islam di Israel, Hamas, dan sayangnya, juga partisipasi aktif dari otoritas Palestina," tambahnya.
(esn)