FBI Ikut Selidiki Skandal Korupsi PM Malaysia
A
A
A
NEW YORK - Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (AS), atau yang dikenal dengan nama FBI dikabarkan turut melakukan penyelidikan atas skandal pencucian uang di lembaga keuangan negara Malaysia, 1MDB. FBI disebut secara resmi mulai melakukan penyelidikan ini sejak kemarin.
Melansir Wall Street Journal pada Minggu (20/9/2015), yang mengutip sumber dekat FBI, ruang lingkup penyelidikan badan investigasi AS itu adalah beberapa surat utang yang mencurigakan, atau tidak jelas.
Namun, sejauh ini belum ada pernyataan resmi baik dari pihak FBI, 1MDB, atau dari pemerintah Malaysia mengenai proses penyelidikan tersebut.
Kabar mengenai penyelidikan yang dilakukan FBI sendiri muncul beberapa saat setelah mantan anggota senior partai berkuasa Malaysia yang kini jadi kritikus Perdana Menteri (PM) Najib Razak, Khairuddin Abu Hassan dicegah untuk pergi ke AS. Khairudin diketahui akan pergi ke AS akan melaporkan skandal dugaan korupsi di 1MDB.
Sementara itu, sebelum FBI beberapa lembaga dunia juga sudah mulai melakukan investigas mengenai skandal korupsi yang dilakukan oleh Najib tersebut. Salah satunya adalah Bank Swiss. Sebagai bentuk awal penyelidikan, mereka langsung membekukan semua aset 1MDB yang disimpan di tempat mereka.
Otoritas Hong Kong juga mengatakan, mereka juga sedang melakukan penyelidikan mengenai lembaga tersebut, dimana sejumlah uang dari lembaga itu juga masuk ke beberapa tempat di Hong Kong.
1MBD sendiri sorotan publik Malaysia dan Asosiasi Anti-Korupsi Dunia setelah dililit utang. Namun, dalam waktu yang bersamaan, Wall Street Journal (WSJ) merilis laporan bahwa lembaga tersebut mengalirkan dana ke rekening pribadi Najib sebesar USD700 juta atau sekitar lebih dari Rp9 triliun.
Pihak Najib telah membantah dana itu berasal dari 1MDB. Dana itu diklaim berasal dari donatur di Timur Tengah. Tapi, anehnya baik Najib maupun Pemerintah Malaysia tidak pernah mengungkap siapa sosok donatur misterius yang mengalirkan dana sebesar itu ke PM Najib.
Melansir Wall Street Journal pada Minggu (20/9/2015), yang mengutip sumber dekat FBI, ruang lingkup penyelidikan badan investigasi AS itu adalah beberapa surat utang yang mencurigakan, atau tidak jelas.
Namun, sejauh ini belum ada pernyataan resmi baik dari pihak FBI, 1MDB, atau dari pemerintah Malaysia mengenai proses penyelidikan tersebut.
Kabar mengenai penyelidikan yang dilakukan FBI sendiri muncul beberapa saat setelah mantan anggota senior partai berkuasa Malaysia yang kini jadi kritikus Perdana Menteri (PM) Najib Razak, Khairuddin Abu Hassan dicegah untuk pergi ke AS. Khairudin diketahui akan pergi ke AS akan melaporkan skandal dugaan korupsi di 1MDB.
Sementara itu, sebelum FBI beberapa lembaga dunia juga sudah mulai melakukan investigas mengenai skandal korupsi yang dilakukan oleh Najib tersebut. Salah satunya adalah Bank Swiss. Sebagai bentuk awal penyelidikan, mereka langsung membekukan semua aset 1MDB yang disimpan di tempat mereka.
Otoritas Hong Kong juga mengatakan, mereka juga sedang melakukan penyelidikan mengenai lembaga tersebut, dimana sejumlah uang dari lembaga itu juga masuk ke beberapa tempat di Hong Kong.
1MBD sendiri sorotan publik Malaysia dan Asosiasi Anti-Korupsi Dunia setelah dililit utang. Namun, dalam waktu yang bersamaan, Wall Street Journal (WSJ) merilis laporan bahwa lembaga tersebut mengalirkan dana ke rekening pribadi Najib sebesar USD700 juta atau sekitar lebih dari Rp9 triliun.
Pihak Najib telah membantah dana itu berasal dari 1MDB. Dana itu diklaim berasal dari donatur di Timur Tengah. Tapi, anehnya baik Najib maupun Pemerintah Malaysia tidak pernah mengungkap siapa sosok donatur misterius yang mengalirkan dana sebesar itu ke PM Najib.
(esn)