Boko Haram Jadikan Anak-anak Sebagai Bomber
A
A
A
NEW YORK - Badan PBB yang mengurusi kesejahteraan anak-anak di seluruh dunia, UNICEF, dalam laporannya menyebut setengah juta anak telah melarikan diri dari serangan kelompok Islam Boko Haram selama lima bulan terakhir. Tidak hanya itu, kelompok pemberontak ini juga menggunakan perempuan dan anak-anak sebagai bomber.
Gelombang pengungsi yang baru-baru ini tiba di utara Nigeria menggenapi jumlah anak-anak yang menjadi pengungsi menjadi 1,2 juta. Dari jumlah itu, setengahnya berada di bawah usia 5 tahun. Sedangkan 265.000 anak lainnya telah meninggalkan rumah mereka di Kamerun, Chad, dan Nigeria.
"Ini benar-benar mengkhawatirkan, melihat bahwa anak-anak dan perempuan terus dibunuh, diculik, dan digunakan untuk membawa bom," kata Direktur Daerah UNICEF untuk Afrika Barat dan Tengah, Manuel Fontaine, seperti dikutip dari laman Time, Jumat (18/9/2015).
Kelompok Boko Haram kerap melakukan pemboman, pembunuhan, dan penculikan di Nigeria selama beberapa tahun terakhir. Kelompok ini menyita perhatian dunia pada April 2014, ketika menculik lebih dari 270 siswi dari kota Chibok di negara bagian Borno, Nigeria Utara.
Menurut Kepala Komunikasi UNICEF Nigeria, Anne Boher, sejak awal tahun kelompok yang berafiliasi dengan ISIS itu telah menggunakan anak-anak dan wanita sebagai bomber. "Perempuan dan anak perempuan terlibat dalam tiga perempat serangan. Dan anak-anak yang digunakan, tanpa disadarinya, membawa bom yang diikatkan ke tubuh mereka dan diledakkan dari jarak jauh di tempat umum," tutur Boher.
Gelombang pengungsi yang baru-baru ini tiba di utara Nigeria menggenapi jumlah anak-anak yang menjadi pengungsi menjadi 1,2 juta. Dari jumlah itu, setengahnya berada di bawah usia 5 tahun. Sedangkan 265.000 anak lainnya telah meninggalkan rumah mereka di Kamerun, Chad, dan Nigeria.
"Ini benar-benar mengkhawatirkan, melihat bahwa anak-anak dan perempuan terus dibunuh, diculik, dan digunakan untuk membawa bom," kata Direktur Daerah UNICEF untuk Afrika Barat dan Tengah, Manuel Fontaine, seperti dikutip dari laman Time, Jumat (18/9/2015).
Kelompok Boko Haram kerap melakukan pemboman, pembunuhan, dan penculikan di Nigeria selama beberapa tahun terakhir. Kelompok ini menyita perhatian dunia pada April 2014, ketika menculik lebih dari 270 siswi dari kota Chibok di negara bagian Borno, Nigeria Utara.
Menurut Kepala Komunikasi UNICEF Nigeria, Anne Boher, sejak awal tahun kelompok yang berafiliasi dengan ISIS itu telah menggunakan anak-anak dan wanita sebagai bomber. "Perempuan dan anak perempuan terlibat dalam tiga perempat serangan. Dan anak-anak yang digunakan, tanpa disadarinya, membawa bom yang diikatkan ke tubuh mereka dan diledakkan dari jarak jauh di tempat umum," tutur Boher.
(esn)