Banjir Terjang Jepang Timur, 100 Ribu Orang Mengungsi
A
A
A
TOKYO - Jepang mengevakuasi sekitar 100.000 warganya setelah hujan lebat mengguyur negara itu menyebabkan banjir. Selain menyebabkan puluhan ribu orang terpaksa meninggalkan rumahnya, banjir juga menyebabkan hilangnya 2 warga negara itu.
Banjir juga menyebabkan bagian dari sebuah hotel di kota Nikko, runtuh. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Dikutip dari Reuters, Kamis (10/9/2015), sebanyak 800.000 orang di seluruh Jepang timur telah disarankan untuk mengungsi setelah para pejabat mengeluarkan peringatan dini tentang curah hujan yang luar biasa terjadi di negara itu.
Curah hujan di beberapa daerah bahkan dilaporkan dua kali lipat dari musim hujan yang biasanya jatuh pada bulan September dalam waktu 48 jam pasca badai tropis Etau menyapu bagian tengah pulau utama Jepang, Honshu.
"Pemerintah akan bekerja untuk memprioritaskan keselamatan rakyat dan melakukan yang terbaik untuk mencegah bencana lebih lanjut," kata Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe kepada para wartawan.
Sejauh ini korban hilang yang diketahui adalah seorang wanita berusia 63 tahun. Ia hilang setelah tanah longsor melanda rumahnya. Korban hilang lainnya adalah seorang pria berumur 70 tahun. Ia dikhawatirkan terjebak di rumahnya saat banjir menyapu daerah itu.
Jepang telah memprioritaskan pencegahan bencana sejak 2011, setelah negara itu diterjang gempa dan tsunami yang menewaskan hampir 20.000 orang. Pasalnya, saat itu, pemerintah Jepang dianggap lamban dalam menghadapi bencana.
Banjir juga menyebabkan bagian dari sebuah hotel di kota Nikko, runtuh. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Dikutip dari Reuters, Kamis (10/9/2015), sebanyak 800.000 orang di seluruh Jepang timur telah disarankan untuk mengungsi setelah para pejabat mengeluarkan peringatan dini tentang curah hujan yang luar biasa terjadi di negara itu.
Curah hujan di beberapa daerah bahkan dilaporkan dua kali lipat dari musim hujan yang biasanya jatuh pada bulan September dalam waktu 48 jam pasca badai tropis Etau menyapu bagian tengah pulau utama Jepang, Honshu.
"Pemerintah akan bekerja untuk memprioritaskan keselamatan rakyat dan melakukan yang terbaik untuk mencegah bencana lebih lanjut," kata Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe kepada para wartawan.
Sejauh ini korban hilang yang diketahui adalah seorang wanita berusia 63 tahun. Ia hilang setelah tanah longsor melanda rumahnya. Korban hilang lainnya adalah seorang pria berumur 70 tahun. Ia dikhawatirkan terjebak di rumahnya saat banjir menyapu daerah itu.
Jepang telah memprioritaskan pencegahan bencana sejak 2011, setelah negara itu diterjang gempa dan tsunami yang menewaskan hampir 20.000 orang. Pasalnya, saat itu, pemerintah Jepang dianggap lamban dalam menghadapi bencana.
(esn)