Korupsi, Presiden Guatemala Mundur dan Hendak Ditangkap
A
A
A
GUATEMALA CITY - Presiden Guatemala, Otto Perez Molina, mengundurkan diri setelah Jaksa Agung menerbitkan surat penangkapan terhdap dirinya atas tuduhan korupsi. Presiden Perez mundur, setelah parlemen melucuti kekebalan hukumnya.
Perez mengajukan pengunduran dirinya tengah malam waktu setempat. Demikian disampaikan seorang juru bicaranya. (Baca: Dicap Dalangi Korupsi, Kekebalan Hukum Presiden Guatemala Dilucuti)
Sedangkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Perez diumumkan Kantor Jaksa Agung Guatemela pada hari ini (3/9/2015), sehari setelah parlemen melucuti kekebalan hukumnya.
Aksi parlemen itu dianggap bersejarah, karena baru pertama kalinya seorang presiden dilucuti kekebalan hukumnya. Langkah parlemen itu disambut Jaksa Agung yang sudah lama ingin memeriksa presiden berusia 64 tahun itu atas skandal korupsi besar-besaran di lingkaran kabinetnya.
“Akan ada keyakinan,” bunyi pernyataan kantor Jaksa Agung, mengacu pada upaya penangkapan Presiden Perez, sebagaimana dikutip IB Times.
Perez yang merupakan pensiunan jenderal pernah berjanji memerangi kejahatan dan korupsi ketika terpilih menjadi Presiden Guatemala. Tapi siapa sangka, dia justru dituduh mendalangi skema korupsi besar-besaran, di mana berbagai perusahaan membayar suap kepada pejabat Guatemala dengan imbalan pemotongan bea masuk produk-produk mereka.
Skandal korupsi itu terungkap bermula dari penangkapan Wakil Presiden Guatemela, Roxana Baldetti, yang didakwa menerima suap dalam skema itu. Setelah Baldeti, tujuh menteri di kabinet Presiden Perez, kompak mengundurkan diri setelah jadi target pemeriksaan jaksa.
”Ada kasus pidana dan kami akan pergi ke pengadilan dan kemudian vonis. Menurut pendapat saya, dan berdasarkan apa yang saya tahu dari kasus ini, itu akan harus menjadi keyakinan,” kata Jaksa Agung Thelma Aldana kepada AFP.
”Saat ini kami memiliki kebebasan penuh untuk menyelidiki ranah apapun, yang kami anggap relevan dalam kasus presiden,” lanjut dia.
Kasus korupsi senilai multi-juta dolar ini telah memicu demonstrasi besar-besaran di Guatemala selama berbulan-bulan. Perez yang semula didesak agar lengser, telah membantah tuduhan korupsi. Dia juga sempat menolak tuntutan rakyatnya untuk mengundurkan diri.
Perez mengajukan pengunduran dirinya tengah malam waktu setempat. Demikian disampaikan seorang juru bicaranya. (Baca: Dicap Dalangi Korupsi, Kekebalan Hukum Presiden Guatemala Dilucuti)
Sedangkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Perez diumumkan Kantor Jaksa Agung Guatemela pada hari ini (3/9/2015), sehari setelah parlemen melucuti kekebalan hukumnya.
Aksi parlemen itu dianggap bersejarah, karena baru pertama kalinya seorang presiden dilucuti kekebalan hukumnya. Langkah parlemen itu disambut Jaksa Agung yang sudah lama ingin memeriksa presiden berusia 64 tahun itu atas skandal korupsi besar-besaran di lingkaran kabinetnya.
“Akan ada keyakinan,” bunyi pernyataan kantor Jaksa Agung, mengacu pada upaya penangkapan Presiden Perez, sebagaimana dikutip IB Times.
Perez yang merupakan pensiunan jenderal pernah berjanji memerangi kejahatan dan korupsi ketika terpilih menjadi Presiden Guatemala. Tapi siapa sangka, dia justru dituduh mendalangi skema korupsi besar-besaran, di mana berbagai perusahaan membayar suap kepada pejabat Guatemala dengan imbalan pemotongan bea masuk produk-produk mereka.
Skandal korupsi itu terungkap bermula dari penangkapan Wakil Presiden Guatemela, Roxana Baldetti, yang didakwa menerima suap dalam skema itu. Setelah Baldeti, tujuh menteri di kabinet Presiden Perez, kompak mengundurkan diri setelah jadi target pemeriksaan jaksa.
”Ada kasus pidana dan kami akan pergi ke pengadilan dan kemudian vonis. Menurut pendapat saya, dan berdasarkan apa yang saya tahu dari kasus ini, itu akan harus menjadi keyakinan,” kata Jaksa Agung Thelma Aldana kepada AFP.
”Saat ini kami memiliki kebebasan penuh untuk menyelidiki ranah apapun, yang kami anggap relevan dalam kasus presiden,” lanjut dia.
Kasus korupsi senilai multi-juta dolar ini telah memicu demonstrasi besar-besaran di Guatemala selama berbulan-bulan. Perez yang semula didesak agar lengser, telah membantah tuduhan korupsi. Dia juga sempat menolak tuntutan rakyatnya untuk mengundurkan diri.
(mas)