Baru Perbaiki Hubungan, Inggris dan Iran Kembali Ribut
A
A
A
TEHERAN - Inggris dan Iran baru saja mencoba untuk memulai lembaran baru dalam hubungan diplomatik mereka, yang ditandai dengan pembukaan kembali Kedutaan Besar Inggris di Teheran. Namun, baru saja beberapa hari kedekatan itu tercipta, keduanya kembali lagi terlibat dalam keributan kecil.
Keributan ini dipicu oleh pernyataan Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond kala melakukan kunjungan ke Mesir. Dalam pernyataannya, Hammond mengatakan pembukaan kedutaan di Teheran tidak berarti Inggris membiarkan Iran campur dalam urusan dalam negeri negara lain di kawasan Timur Tengah.
Menanggapi pernyataan Hammond, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Marzieh Afkham mengatakan pernyataan Hammond tersebut adalah sesuatu yang sangat tidak konstruktif, karena tetap menganggap Iran sebagai tukang ikut campur dalam urusan dalam negeri negara lain. Ini, lanjut Afkham bisa memancing ketengan baru.
"Kebijakan Iran terhadap negara tetangganya didasarkan pada kepentingan bersama, memperkuat persahabatan dan hidup berdampingan secara damai dengan penekanan pada kesamaan agama," kata Afhkam dalam sebuah pernyataan.
"Negara-negara di luar wilayah (Timur Tengah) lebih baik menghindari mengangkat isu-isu palsu dan memecah belah melalui kata-kata dan perbuatan mereka," sambungnya, seperti dilansir IRNA pada Sabtu (29/8/2015).
Keributan ini dipicu oleh pernyataan Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond kala melakukan kunjungan ke Mesir. Dalam pernyataannya, Hammond mengatakan pembukaan kedutaan di Teheran tidak berarti Inggris membiarkan Iran campur dalam urusan dalam negeri negara lain di kawasan Timur Tengah.
Menanggapi pernyataan Hammond, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Marzieh Afkham mengatakan pernyataan Hammond tersebut adalah sesuatu yang sangat tidak konstruktif, karena tetap menganggap Iran sebagai tukang ikut campur dalam urusan dalam negeri negara lain. Ini, lanjut Afkham bisa memancing ketengan baru.
"Kebijakan Iran terhadap negara tetangganya didasarkan pada kepentingan bersama, memperkuat persahabatan dan hidup berdampingan secara damai dengan penekanan pada kesamaan agama," kata Afhkam dalam sebuah pernyataan.
"Negara-negara di luar wilayah (Timur Tengah) lebih baik menghindari mengangkat isu-isu palsu dan memecah belah melalui kata-kata dan perbuatan mereka," sambungnya, seperti dilansir IRNA pada Sabtu (29/8/2015).
(esn)