Saingi AS, Rusia dan China Kembangkan Drone Pelenyap Jet Siluman

Jum'at, 28 Agustus 2015 - 09:06 WIB
Saingi AS, Rusia dan...
Saingi AS, Rusia dan China Kembangkan Drone Pelenyap Jet Siluman
A A A
MOSKOW - Amerika Serikat (AS) dan sekutunya terus berinvestasi dalam pengembangan pesawat jet tempur siluman seperti F-35 dan lainnya. Tapi Rusia dan China menyainginya dengan mengembangkan sistem drone yang ditujukan untuk melenyapkan pesawat jet tempur siluman.

Analis Zarchary Keck menulis di The National Interest, bahwa baik Beijing maupun Moskow telah mulai mengembangkan drone atau kendaraan udara nirawak yang bertujuan menemukan, mendeteksi, dan bahkan mungkin melenyapkan pesawat jet tempur siluman musuh.

Drone canggih yang sedang dikembangkan China itu dinamakan Divine Eagle. Popular Science juga mengulas proyek alutsista China. ”Kemampuan (drone) anti-(jet) siluman dapat digunakan terhadap pesawat tempur, seperti pembom B-2 dan kapal perang seperti kapal perusak DDG-1000. Angkatan Udara China bisa cepat mencegat pesawat musuh yang tersembunyi, sebelum rudal dan kapal (musuh) muncul di berbagai daratan,” demikian ulasan media itu kemarin yang dilansir Business Insider.

Menurut Popular Science, Divine Eagle memiliki beberapa sistem radar yang berbeda, termasuk sistem radar X-band dan UHF. Sistem ini dapat digunakan untuk melacak pesawat siluman seperti F-35 pada jarak jauh, sehingga dapat mengikis salah satu keunggulan utama dari pesawat tempur generasi kelima AS itu.

Divine Eagle rupanya telah mengalami beberapa pendesainan ulang, dengan tujuan membantu memastikan deteksi kemampuan pesawat jet tempur siluman musuh.

Rusia yang tak mau ketinggalan juga telah membuat drone pendeteksi pesawat jet tempur siluman. Flight Global menulis bahwa subkontraktor militer Rusia, KRET telah memulai debutnya dengan membuat prototipe pesawat tak berawak siluman yang sudah dipamerkan di ajang “International Air and Space Salon” yang dikenal di Rusia dengan singkatan MAKS di Moskow pada bulan Agustus ini.

Nama drone canggih Rusia ini masih dirahasiakan.Namun Flight Global mencatat drone canggih Rusia juga dilengkapi dengan sistem radar UHF dan X-band, yang dapat digunakan untuk mendeteksi pesawat jet tempur siluman. Selain itu, pesawat tak berawak Rusia ini dilengkapi dengan sistem “peperangan elektronik” yang membuat drone tersebut sulit untuk ditargetkan oleh serangan rudal udara.

Baik Rusia maupun China enggan mengkonfirmasi laporan tentang proyek alutsista canggih mereka. Namun, kedua negara itu selama ini berambisi untuk mengalahkan dominasi AS di bidang militer.

Pengembangan drone anti-jet siluman oleh Rusia dan China memicu kekhawatiran AS. Pentagon bahkan merasa tidak harus bergantung lagi pada teknologi siluman. Hal itu pernah disampaikan Kepala Operasi Angkatan Laut AS, Laksamana Jon Greenert. Dalam pidatonya, dia menyerukan untuk membatasi ketergantungan pada teknologi siluman.

”Anda hanya bisa pergi begitu cepat, dan Anda tahu (teknologi) siluman mungkin berlebihan," kata Greenery. ”Mari kita hadapi itu, jika sesuatu yang bergerak cepat melalui udara, mengganggu molekul dan menempatkan panas, saya tidak peduli bagaimana mesin itu bisa dingin, itu akan terdeteksi. Anda mendapatkan poin saya,” ujarnya mengacu pada kelemahan teknologi siluman.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0854 seconds (0.1#10.140)