Takut Diserang Roket Gaza, Israel Kerahkan Iron Dome
A
A
A
ASHDOD - Militer Israel (IDF) telah mengerahkan sistem pencegat rudal Iron Dome di wilayah Ashdod karena takut serangan roket dari Jalur Gaza muncul setiap saat.
Seorang sumber keamanan Israel menegaskan bahwa penyebaran Iron Dome sebagai bagian dari persiapan jika terjadi peningkatan eskalasi antara Israel dan Palestina. Kekhawatiran itu muncul setelah kondisi kesehatan tahanan asal Palestina memprihatinkan karena melakukan aksi mogok makan selama 65 hari.
Muhammad Allan, seorang militan Jihad Islam, mengalami kelaparan parah hingga akhirnya koma setelah mogok makan selama puluhan hari. Aksi itu sebagai protes atas penahanannya tanpa proses pengadilan.
Pengadilan Tinggi Israel memutuskan untuk menangguhkan penahanan Allan karena dia mengalami kerusakan otak. Dia tetap dalam kondisi serius di Barzilai Medical Center di Ashkelon, dan hidupnya tetap dalam bahaya.
Kelompok Jihad Islam telah mengancam Israel jika Allan sampai meninggal. Kelompok militan asal Gaza itu menegaskan bahwa mereka tidak lagi berkewajiban menegakkan gencatan senjata dengan Israel jika hal fatal terjadi pada Allan.
“Brigade Al-Quds, cabang kelompok bersenjata Jihad Islam, mengumumkan bahwa jika Allan jatuh sebagai syahid (martir), itu akan menjadi kejahatan yang dilakukan rezim pendudukan (Israel) terhadap tahanan dan orang-orang kami, yang akan memaksa kita untuk merespon tegas, mengakhiri kewajiban kami untuk gencatan senjata,” bunyi peringatan kelompok Jihad Islam, seperti dikutip Jerusalem Post, Kamis (20/8/2015).
Seorang sumber keamanan Israel menegaskan bahwa penyebaran Iron Dome sebagai bagian dari persiapan jika terjadi peningkatan eskalasi antara Israel dan Palestina. Kekhawatiran itu muncul setelah kondisi kesehatan tahanan asal Palestina memprihatinkan karena melakukan aksi mogok makan selama 65 hari.
Muhammad Allan, seorang militan Jihad Islam, mengalami kelaparan parah hingga akhirnya koma setelah mogok makan selama puluhan hari. Aksi itu sebagai protes atas penahanannya tanpa proses pengadilan.
Pengadilan Tinggi Israel memutuskan untuk menangguhkan penahanan Allan karena dia mengalami kerusakan otak. Dia tetap dalam kondisi serius di Barzilai Medical Center di Ashkelon, dan hidupnya tetap dalam bahaya.
Kelompok Jihad Islam telah mengancam Israel jika Allan sampai meninggal. Kelompok militan asal Gaza itu menegaskan bahwa mereka tidak lagi berkewajiban menegakkan gencatan senjata dengan Israel jika hal fatal terjadi pada Allan.
“Brigade Al-Quds, cabang kelompok bersenjata Jihad Islam, mengumumkan bahwa jika Allan jatuh sebagai syahid (martir), itu akan menjadi kejahatan yang dilakukan rezim pendudukan (Israel) terhadap tahanan dan orang-orang kami, yang akan memaksa kita untuk merespon tegas, mengakhiri kewajiban kami untuk gencatan senjata,” bunyi peringatan kelompok Jihad Islam, seperti dikutip Jerusalem Post, Kamis (20/8/2015).
(mas)