Bela Palestina, 1.000 Warga Kulit Hitam AS Boikot Israel
A
A
A
WASHINGTON - Atas nama solidaritas terhadap penderitaan rakyat Palestina, lebih dari 1.000 warga dan aktivis kulit hitam di Amerika Serikat (AS) sepakat memboikot Israel dan produk-produknya.
Para warga kulit hitam keturunan Afrika-Amerika telah menandatangani surat penegasan untuk melakukan gerakan boikot, divestasi dan sanksi atau BDS pada Israel. Mereka mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk membebaskan tanahnya dari pendudukan Israel.
Sejumlah aktivis yang tergabung dalam gerakan BDS itu antara lain, ilmuwan Cornel West, aktivis Angela Davis, dan co-founder Black Lives Matter, Patrisse Cullors. Mereka yang selama ini merasa jadi korban diskriminasi polisi AS, menuding polisi AS dan Israel berkomplot.
Para aktivis itu bertekad menjalin koneksi antara Palestina dan masyarakat kulit hitam. ”Israel menggunakan penahanan dan pemenjaraan secara luas terhadap warga Palestina, (seperti) membangkitkan penahanan massal orang kulit hitam di AS, termasuk penjara politik revolusioner kita sendiri,” bunyi surat para aktivis.
“Tentara, polisi, dan pengadilan membenarkan kekuatan mematikan terhadap kami dan anak-anak kami yang tidak menimbulkan ancaman,” lanjut surat itu mengacu pada tindakan diskriminasi warga kulit hitam di AS.
Mereka menentang kebijakan kriminalisasi warga kulit hitam di AS dan kriminalisasi warga Palestina oleh Israel dengan tuduhan terlibat terorisme yang tidak sah.
”Narasi ini mengabaikan beberapa dekade dan abad kekerasan anti-Palestina dan anti-kulit hitam yang selalu menjadi inti dari Israel dan Amerika Serikat,” imbuh surat tersebut, seperti dikutip Russia Today, Kamis (20/8/2015).
Mereka sepakat memboikot produk dan lembaga Israel dan mendorong penjatuhan sanksi terhadap Israel. Perusahan terkait Israel yang diserukan para aktivis untuk diboikot produknya itu antara lain Motorola Solutions, Hewlett-Packard dan Caterpillar. Sejumlah perusahaan itu dianggap berkontribusi terhadap Israel untuk melakukan pendudukan terhadap tanah Palestina.
Para warga kulit hitam keturunan Afrika-Amerika telah menandatangani surat penegasan untuk melakukan gerakan boikot, divestasi dan sanksi atau BDS pada Israel. Mereka mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk membebaskan tanahnya dari pendudukan Israel.
Sejumlah aktivis yang tergabung dalam gerakan BDS itu antara lain, ilmuwan Cornel West, aktivis Angela Davis, dan co-founder Black Lives Matter, Patrisse Cullors. Mereka yang selama ini merasa jadi korban diskriminasi polisi AS, menuding polisi AS dan Israel berkomplot.
Para aktivis itu bertekad menjalin koneksi antara Palestina dan masyarakat kulit hitam. ”Israel menggunakan penahanan dan pemenjaraan secara luas terhadap warga Palestina, (seperti) membangkitkan penahanan massal orang kulit hitam di AS, termasuk penjara politik revolusioner kita sendiri,” bunyi surat para aktivis.
“Tentara, polisi, dan pengadilan membenarkan kekuatan mematikan terhadap kami dan anak-anak kami yang tidak menimbulkan ancaman,” lanjut surat itu mengacu pada tindakan diskriminasi warga kulit hitam di AS.
Mereka menentang kebijakan kriminalisasi warga kulit hitam di AS dan kriminalisasi warga Palestina oleh Israel dengan tuduhan terlibat terorisme yang tidak sah.
”Narasi ini mengabaikan beberapa dekade dan abad kekerasan anti-Palestina dan anti-kulit hitam yang selalu menjadi inti dari Israel dan Amerika Serikat,” imbuh surat tersebut, seperti dikutip Russia Today, Kamis (20/8/2015).
Mereka sepakat memboikot produk dan lembaga Israel dan mendorong penjatuhan sanksi terhadap Israel. Perusahan terkait Israel yang diserukan para aktivis untuk diboikot produknya itu antara lain Motorola Solutions, Hewlett-Packard dan Caterpillar. Sejumlah perusahaan itu dianggap berkontribusi terhadap Israel untuk melakukan pendudukan terhadap tanah Palestina.
(mas)