Masih Ada Harapan untuk Perdamaian Israel-Palestina
A
A
A
YARUSALEM - Pemimpin oposisi Israel Isaac Herzog menyatakan masih ada harapan bagi Israel dan Palestina untuk berdamai. Hal tersebut diutarakan Herzog paska melakukan pertemuan dengan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas.
Herzog menuturkan ,warga Palestina dan Israel harusnya tidak patah semangat, dan terus menyalakan semangat perdamaian diantara kedua negara. Tanpa itu, maka mustahil kedua negara akan bisa berdamai, seperti yang diharapkan banyak orang.
"Masyarakat Israel dan Palestina harus merasa bahwa harapan itu selalu, dan akan terwujud jika ada langkah-langkah berani yang diambil untuk memulai kembali perundingan, termasuk dialog sejati antara pemimpin," ucap Herzog.
"Kita tidak harus takut. Kita harus berani dan menjamin masa depan yang lebih baik bagi bangsa kita," sambungnya, seperti dilansir Jpost pada Selasa (18/8/2015).
Perundingan damai Israel dan Palestina sendiri saat ini memang dalam kondisi mati suri. Hal ini disebabkan oleh langkah yang diambil Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang membekukan perundingan paska terbentuknya pemerintahan Palestina bersatu.
Netanyahu beralasan, dirinya enggan melakukan pembicaraan dengan Hamas, yang telah bergabung dengan Fatah dalam pemerintahan Palestina bersatu. Di mata Netanyahu, Hamas adalah kelompok teror yang berusaha menghancurkan israel.
Herzog menuturkan ,warga Palestina dan Israel harusnya tidak patah semangat, dan terus menyalakan semangat perdamaian diantara kedua negara. Tanpa itu, maka mustahil kedua negara akan bisa berdamai, seperti yang diharapkan banyak orang.
"Masyarakat Israel dan Palestina harus merasa bahwa harapan itu selalu, dan akan terwujud jika ada langkah-langkah berani yang diambil untuk memulai kembali perundingan, termasuk dialog sejati antara pemimpin," ucap Herzog.
"Kita tidak harus takut. Kita harus berani dan menjamin masa depan yang lebih baik bagi bangsa kita," sambungnya, seperti dilansir Jpost pada Selasa (18/8/2015).
Perundingan damai Israel dan Palestina sendiri saat ini memang dalam kondisi mati suri. Hal ini disebabkan oleh langkah yang diambil Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang membekukan perundingan paska terbentuknya pemerintahan Palestina bersatu.
Netanyahu beralasan, dirinya enggan melakukan pembicaraan dengan Hamas, yang telah bergabung dengan Fatah dalam pemerintahan Palestina bersatu. Di mata Netanyahu, Hamas adalah kelompok teror yang berusaha menghancurkan israel.
(esn)