Bahas Nuklir dan Suriah, Lavrov Akan Temui Menlu Iran
A
A
A
MOSKOW - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, akan bertemu dengan sejawatnya asal Iran, Mohammad Javad Zarif, guna membahas kesepakatan mengenai program nuklir Teheran dan koflik bersenjata di Suriah.
"Kunjungan ini berlangsung dalam konteks dialog Rusia-Iran yang semakin aktif akhir-akhir ini. Ini mencerminkan tingginya tingkat saling pengertian antara Moskow dan Teheran," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia seperti dilansir oleh AFP, Minggu (16/8/2015).
Kemesraan hubungan kedua negara ini semakin baik, terlebih ketika Rusia membantu Iran dalam mencapai kesepakatan bersama enam negara besar terkait proyek pengayaan uraniumnya pada bulan lalu di Wina, Austria. Moskow berharap bisa mendapatkan keuntungan dari kesepakatan nuklir yang telah tercapai, dan berharap sanksi ekonomi bagi Teheran segera dicabut.
Selain itu, kedua negara ini adalah sekutu dari Presiden Suriah Bashar al-Assad. Rusia bahkan telah melakukan upaya diplomatik untuk segera menemukan jalan keluar bagi krisis di Suriah yang telah berjalan 4 tahun dan menewaskan 240.000 jiwa.
Kebuntuan diplomasi tengah terjadi untuk mencari jalan keluar bagi permasalahan Suriah. Ini bisa dilihat saat Lavrov bertemu dengan Menlu Arab Saudi dan tokoh oposisi Suriah.
Rusia menginginkan pemerintah Suriah dan sekutunya masuk dalam koalisi pimpinan Amerika Serikat dalam memerangi ISIS. Namun ide ini ditolak, baik oleh Arab Saudi maupun kelompok oposisi. Keduanya menilai, Presiden Bashar al-Assad adalah sumber masalah dan bukan bagian dari solusi.
"Kunjungan ini berlangsung dalam konteks dialog Rusia-Iran yang semakin aktif akhir-akhir ini. Ini mencerminkan tingginya tingkat saling pengertian antara Moskow dan Teheran," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia seperti dilansir oleh AFP, Minggu (16/8/2015).
Kemesraan hubungan kedua negara ini semakin baik, terlebih ketika Rusia membantu Iran dalam mencapai kesepakatan bersama enam negara besar terkait proyek pengayaan uraniumnya pada bulan lalu di Wina, Austria. Moskow berharap bisa mendapatkan keuntungan dari kesepakatan nuklir yang telah tercapai, dan berharap sanksi ekonomi bagi Teheran segera dicabut.
Selain itu, kedua negara ini adalah sekutu dari Presiden Suriah Bashar al-Assad. Rusia bahkan telah melakukan upaya diplomatik untuk segera menemukan jalan keluar bagi krisis di Suriah yang telah berjalan 4 tahun dan menewaskan 240.000 jiwa.
Kebuntuan diplomasi tengah terjadi untuk mencari jalan keluar bagi permasalahan Suriah. Ini bisa dilihat saat Lavrov bertemu dengan Menlu Arab Saudi dan tokoh oposisi Suriah.
Rusia menginginkan pemerintah Suriah dan sekutunya masuk dalam koalisi pimpinan Amerika Serikat dalam memerangi ISIS. Namun ide ini ditolak, baik oleh Arab Saudi maupun kelompok oposisi. Keduanya menilai, Presiden Bashar al-Assad adalah sumber masalah dan bukan bagian dari solusi.
(esn)