ISIS Penggal Kepala 12 Milisi Libya
A
A
A
TRIPOLI - Aksi sadis kembali dilakukan oleh ISIS saat terlibat pertempuran dengan milisi lokal Libya di Sirte. ISIS dikabarkan memenggal kepala 12 orang milisi lokal dan menggantung mereka di sebuah salib.
Pertempuran untuk menguasai Sirte, kota kelahiran mantan penguasa Libya Moamar Khadafi, telah berkecamuk sejak Selasa kemarin. Terkait hal itu, salah seorang diplomat Libya telah memberi peringatan tentang kemungkinan terjadinya pembantaian seperti dikutip dari AFP, Minggu (16/8/2015).
Menurut kantor berita nasional LANA, 12 orang milisi lokal yang dipenggal oleh ISIS di wilayah timur Sirte yang dikenal sebagai neighbourhood three. Selain memenggal kepala para milisi, ISIS juga mengeksekusi 22 warga Sirte lain yang melawan mereka saat dirawat di rumah sakit. Tidak hanya itu, ISIS juga membakar rumah sakit tersebut.
Dewan Kota Sirte kepada AFP menyatakan bahwa bentrokan akan terus terjadi. "Pertempuran akan terus terjadi, terutama di daerah neighbourhood three dan jumlah korban dipastikan akan terus bertambah," ujar salah seorang pejabat.
Sementara itu, Duta Besar Libya untuk Prancis, Chibani Abuhamoud mengatakan, pertempuran di Sirte telah menewaskan sekitar 150 hingga 200 orang. "Sebuah pembantaian nyata-nyata telah terjadi, dan kami menyerukan kepada masyarakat internasional untuk campur tangan," ujar sang diplomat.
Abuhamoud meminta dunia internasional mengakui pemerintahan Libya yang berbasis di wilayah itu. Saat ini, wilayah itu berada di tengah dualisme pemerintahan Libya. Untuk diketahui, pemerintahan Libya terpecah dua dimana salah satu kelompok berbasis di Tripoli.
Libya jatuh dalam kekacauan pasca tumbangnya rezim Moammar Khadafi pada tahun 2011 lalu. Negara ini kemudian mengalami dualisme kepemimpinan. Situasi ini dimafaatkan oleh ISIS untuk mengambil alih sebagian wilayah di negara tersebut.
Pertempuran untuk menguasai Sirte, kota kelahiran mantan penguasa Libya Moamar Khadafi, telah berkecamuk sejak Selasa kemarin. Terkait hal itu, salah seorang diplomat Libya telah memberi peringatan tentang kemungkinan terjadinya pembantaian seperti dikutip dari AFP, Minggu (16/8/2015).
Menurut kantor berita nasional LANA, 12 orang milisi lokal yang dipenggal oleh ISIS di wilayah timur Sirte yang dikenal sebagai neighbourhood three. Selain memenggal kepala para milisi, ISIS juga mengeksekusi 22 warga Sirte lain yang melawan mereka saat dirawat di rumah sakit. Tidak hanya itu, ISIS juga membakar rumah sakit tersebut.
Dewan Kota Sirte kepada AFP menyatakan bahwa bentrokan akan terus terjadi. "Pertempuran akan terus terjadi, terutama di daerah neighbourhood three dan jumlah korban dipastikan akan terus bertambah," ujar salah seorang pejabat.
Sementara itu, Duta Besar Libya untuk Prancis, Chibani Abuhamoud mengatakan, pertempuran di Sirte telah menewaskan sekitar 150 hingga 200 orang. "Sebuah pembantaian nyata-nyata telah terjadi, dan kami menyerukan kepada masyarakat internasional untuk campur tangan," ujar sang diplomat.
Abuhamoud meminta dunia internasional mengakui pemerintahan Libya yang berbasis di wilayah itu. Saat ini, wilayah itu berada di tengah dualisme pemerintahan Libya. Untuk diketahui, pemerintahan Libya terpecah dua dimana salah satu kelompok berbasis di Tripoli.
Libya jatuh dalam kekacauan pasca tumbangnya rezim Moammar Khadafi pada tahun 2011 lalu. Negara ini kemudian mengalami dualisme kepemimpinan. Situasi ini dimafaatkan oleh ISIS untuk mengambil alih sebagian wilayah di negara tersebut.
(esn)