Petinggi Iran Salahkan AS Jika Perang Dunia III Pecah
A
A
A
TEHERAN - Seorang pejabat senior atau petinggi Iran, Akbar Hashemi Rafsanjani, memperingatkan potensi pecahnya Perang Dunia III yang dipicu oleh ulah para teroris. Dia menyalahkan Amerika Serikat (AS) dan NATO jika Perang Dunia III benar-benar pecah.
Alasannya, para teroris seperti ISIS, al-Qaeda, Boko Haram dan al-Nusra dan lain-lain muncul karena kebijakan militer AS dan NATO di Afghanistan, Pakistan dan Timur Tengah. Rafjasani adalah Ketua Dewan Penentu Kebijakan Iran.
Rafjasani, seperti dikutip kantor berita Fars, Perang Dunia III berpotenasi pecah dalam waktu dekat. ”Ancaman pecahnya perang dunia ketiga oleh teroris serius,” ujarnya saat melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Italia, Paolo Gentiloni, yang berkunjung ke Teheran.
Menurutnya, AS dan NATO mengembangkan sebuah kondisi yang akan menyebabkan Perang Dunia III. ”AS dan NATO telah menyerang Afghanistan untuk mencabut terorisme dan narkotika, tapi kami melihat bahwa terorisme diperluas dalam bentuk ISIS, Boko Haram dan Al-Nusra ke bagian terpencil di dunia, setelah Al-Qaeda dan Taliban di Pakistan dan Afghanistan,” ujarnya yang dilansir The Washington Free Beacon, Kamis (6/8/2015).
Dia menuntut bahwa AS negara-negara Barat lainnya untuk menghentikan dukungan mereka terhadap kelompok teroris di wilayah Timur Tengah dan Afrika.
Selama ini, Iran dan AS berada di sisi yang berlawanan terkait perang etnis di wilayah Timur Tengah dan Afrika, seperti perang di Suriah dan Yaman. Namun, AS dan Iran sama-sama membantu sekutu mereka untuk sama-sama memerangi kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Sementara itu, Menlu Italia, Paolo Gentiloni menyambut komentar Rafsanjani. ”Dalam pertemuan saya dengan para pejabat Iran dan Italia, saya akan menyebutkan hal ini dan saya berharap bahwa proposal Anda akan menjadi titik awal dalam menimbulkan kekalahan pada pihak teroris,” ujarnya.
Presiden Iran, Hassan Rouhani, juga telah memperingatkan ancaman terorisme sebagai ancaman serius. ”Terorisme dan ketidakamanan merupakan penyakit epidemi yang bukan milik sebuah wilayah secara khusus, dan upaya yang harus dilakukan dalam menghadapi ekstremisme dan kekerasan dengan tidak harus memungkinkan setiap orang yang tidak bersalah, terlepas dari kebangsaan dan agamanya dan menjadi korban dari kelompok teroris,” ujar Rouhani dalam pertemuan itu.
Alasannya, para teroris seperti ISIS, al-Qaeda, Boko Haram dan al-Nusra dan lain-lain muncul karena kebijakan militer AS dan NATO di Afghanistan, Pakistan dan Timur Tengah. Rafjasani adalah Ketua Dewan Penentu Kebijakan Iran.
Rafjasani, seperti dikutip kantor berita Fars, Perang Dunia III berpotenasi pecah dalam waktu dekat. ”Ancaman pecahnya perang dunia ketiga oleh teroris serius,” ujarnya saat melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Italia, Paolo Gentiloni, yang berkunjung ke Teheran.
Menurutnya, AS dan NATO mengembangkan sebuah kondisi yang akan menyebabkan Perang Dunia III. ”AS dan NATO telah menyerang Afghanistan untuk mencabut terorisme dan narkotika, tapi kami melihat bahwa terorisme diperluas dalam bentuk ISIS, Boko Haram dan Al-Nusra ke bagian terpencil di dunia, setelah Al-Qaeda dan Taliban di Pakistan dan Afghanistan,” ujarnya yang dilansir The Washington Free Beacon, Kamis (6/8/2015).
Dia menuntut bahwa AS negara-negara Barat lainnya untuk menghentikan dukungan mereka terhadap kelompok teroris di wilayah Timur Tengah dan Afrika.
Selama ini, Iran dan AS berada di sisi yang berlawanan terkait perang etnis di wilayah Timur Tengah dan Afrika, seperti perang di Suriah dan Yaman. Namun, AS dan Iran sama-sama membantu sekutu mereka untuk sama-sama memerangi kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Sementara itu, Menlu Italia, Paolo Gentiloni menyambut komentar Rafsanjani. ”Dalam pertemuan saya dengan para pejabat Iran dan Italia, saya akan menyebutkan hal ini dan saya berharap bahwa proposal Anda akan menjadi titik awal dalam menimbulkan kekalahan pada pihak teroris,” ujarnya.
Presiden Iran, Hassan Rouhani, juga telah memperingatkan ancaman terorisme sebagai ancaman serius. ”Terorisme dan ketidakamanan merupakan penyakit epidemi yang bukan milik sebuah wilayah secara khusus, dan upaya yang harus dilakukan dalam menghadapi ekstremisme dan kekerasan dengan tidak harus memungkinkan setiap orang yang tidak bersalah, terlepas dari kebangsaan dan agamanya dan menjadi korban dari kelompok teroris,” ujar Rouhani dalam pertemuan itu.
(mas)