Kisah Ngeri Korban Selamat Bom Atom AS di Hiroshima

Rabu, 05 Agustus 2015 - 17:17 WIB
Kisah Ngeri Korban Selamat...
Kisah Ngeri Korban Selamat Bom Atom AS di Hiroshima
A A A
HIROSHIMA - Chiyoko Kuwabara nama pria Jepang ini. Dia adalah salah satu korban selamat dari bom atom atau bom nuklir yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) di Horoshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II, 6 dan 9 Agustus 1945.

Kuwabara baru berusia 13 tahun saat peboman dahsyat sepanjang sejarah itu terjadi. Kendati demikian, dia tidak bisa melupakan peristiwa mengerikan yang dia alami 70 tahun silam. Salah satunya melihat langsung jasad tubuh adiknya yang gosong menghitam akibat pemboman itu.

Menurutnya, saat itu banyak ibu yang selamat tidak bisa mengenali jasad anak-anak mereka yang hangus. Sedangkan orang-orang yang masih hidup menjerit kesakitan.

Lebih dari 80 ribu warga sipil tewas dalam sekejap saat bom atom dijatuhkan Angkatan Udara AS di Hiroshima dengan perangkat yang dinamakan “Little Boy”. Jumlah korban yang nyaris sama terjadi di Nagasaki oleh serangan yang dinamakan “Fat Man”.

Parahnya, dalam hitungan bulan dan tahun setelah pemboman dahsyat itu ribuan orang meninggal akibat radiasi nuklir.

Pada Agustus 2014, Kota Hiroshima dan Nagasaki merilis daftar nama-nama lebih dari 450 ribu orang yang meninggal dalam tragedi itu. Rinciannya, 292.325 orang di Hiroshima dan di Nagasaki 165.409 orang.

”Ada mayat di semua tempat dan kapan ibu-ibu akan berjalan mencari anak-anaknya, dia kadang-kadang akan mendengar teriakan yang memanggil 'ibu ... ibu ...’,” tutur Kuwabara.

”Tapi, jika mereka melihat wajah anak-anaknya, mereka tidak bisa mengenalinya. (Padahal) anak-anak itu mengenal ibu mereka,” lanjut Kuwabara seraya meneteskan air mata mengenang tragedi itu.

Orang-orang seperti Kuwabara yang hidup di Jepang disebut sebagao Hibakusha. Itu adalah istilah bagi mereka yang terkena radiasi dari bom nuklir.

Kuwabara yang diwawancarai Russia Today, Rabu (5/8/2015) menunjukkan Museum “Hiroshima Peace Memorial”. Di museum itu ditampilkan potret kengerian pemboman nuklir, baik dampak kerusakan maupun ekspresi orang-orang yang sekarat dan meninggal oleh bom.

”Ini membuat saya menderita untuk melihat foto-foto ini. Orang yang menderita. Saya pikir mereka semua mati,” katanya saat melihat foto-foto yang ada di museum.

Meski sudah lewat 70 tahun, Kuwabara merasa kecewa dengan Pemerintah AS yang saat ini dipimpin Presiden Barack Obama. ”Dia (Obama) mengatakan, bahwa ia akan mengurangi senjata nuklir.Sebaliknya ia meningkatkannya. Apa pun kata-kata indah atau tindakan yang dilakukannya, saya pikir Amerika tidak bertindak dengan ketulusan. Setidaknya dia harus datang ke Hiroshima dan Nagasaki serta memberikan penghormatan.”
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0928 seconds (0.1#10.140)