Dua Negara Musuhan, Eks Ibu Negara Korsel Kunjungi Korut
A
A
A
PYONGYANG - Lee Hee-ho, eks Ibu Negara Korea Selatan (Korsel) tiba di Korea Utara (Korut) dalam kunjungan untuk misi kemanusiaan, Rabu (5/8/2015). Lee menyambangi negara diktator muda Kim Jong-un di saat kedua negara sedang bermusuhan.
Lee Hee-ho adalah janda mendiang Presiden Korsel Kim Dae-jung. Lee sebelumnya pernah berkunjung ke Korut bahkan bertemu langsung dengan Kim Jong-un pada Desember 2011. Saat itu Lee melayat ayah Kim Jong-un, yakni Kim Jong-il yang meninggal dunia.
Lee yang kini berusia 93 tahun dijadwalkan akan mengunjungi rumah sakit anak-anak, klinik bersalin dan sebuah panti asuhan di Ibu Kota Pyongyang selama empat hari. Kendati demikian, belum ada kejelasan apakah Lee kembali akan menemui Kim Jong-un atau tidak.
Hubungan kedua Korea itu terus memanas, terlebih sejak aparat keamanan Korut menangkap sejumlah warga Korsel atas tuduhan menjadi mata-mata.
Kunjungan Lee dilakukan sebelum peringatan 70 tahun pembebasan Semenanjung Korea dari penjajahan Jepang, yang jatuh pada tanggal 15 Agustus.
”Lee menyuarakan harapan bahwa orang-orang dari kedua Korea bisa menyembuhkan rasa sakit dan luka antar-Korea dan mempromosikan rekonsiliasi dan kerjasama berdasarkan semangat sejati 15 Juni,” kata pihak The Kim Dae-jung Centre di Seoul melalui salah satu pejabatnya, seperti dikutip kantor berita Yonhap.
Tanggal 15 Juni itu mengacu pada deklarasi bersama kedua Korea yang ditandatangani pada bulan Juni 2000. ”Dia menyatakan keinginan bahwa kunjungan ini dapat membuka jalan bagi dialog yang berkelanjutan, pertukaran dan kerjasama antara kedua Korea,” lanjut pihak lembaga amal Kim Dae-jung itu.
Meski atas nama misi kemanusiaan, kunjungan Lee akan didampingi delegasi 18 orang, namun bukan dari pejabat atau mantan pejabat Korsel.
Lee Hee-ho adalah janda mendiang Presiden Korsel Kim Dae-jung. Lee sebelumnya pernah berkunjung ke Korut bahkan bertemu langsung dengan Kim Jong-un pada Desember 2011. Saat itu Lee melayat ayah Kim Jong-un, yakni Kim Jong-il yang meninggal dunia.
Lee yang kini berusia 93 tahun dijadwalkan akan mengunjungi rumah sakit anak-anak, klinik bersalin dan sebuah panti asuhan di Ibu Kota Pyongyang selama empat hari. Kendati demikian, belum ada kejelasan apakah Lee kembali akan menemui Kim Jong-un atau tidak.
Hubungan kedua Korea itu terus memanas, terlebih sejak aparat keamanan Korut menangkap sejumlah warga Korsel atas tuduhan menjadi mata-mata.
Kunjungan Lee dilakukan sebelum peringatan 70 tahun pembebasan Semenanjung Korea dari penjajahan Jepang, yang jatuh pada tanggal 15 Agustus.
”Lee menyuarakan harapan bahwa orang-orang dari kedua Korea bisa menyembuhkan rasa sakit dan luka antar-Korea dan mempromosikan rekonsiliasi dan kerjasama berdasarkan semangat sejati 15 Juni,” kata pihak The Kim Dae-jung Centre di Seoul melalui salah satu pejabatnya, seperti dikutip kantor berita Yonhap.
Tanggal 15 Juni itu mengacu pada deklarasi bersama kedua Korea yang ditandatangani pada bulan Juni 2000. ”Dia menyatakan keinginan bahwa kunjungan ini dapat membuka jalan bagi dialog yang berkelanjutan, pertukaran dan kerjasama antara kedua Korea,” lanjut pihak lembaga amal Kim Dae-jung itu.
Meski atas nama misi kemanusiaan, kunjungan Lee akan didampingi delegasi 18 orang, namun bukan dari pejabat atau mantan pejabat Korsel.
(mas)