Malaysia Beredel Media Pengungkap Dugaan Skandal PM Najib
A
A
A
KUALA LUMPUR - Pemerintah Malaysia bertindak keras terhadap media yang mengungkap dugaan skandal korupsi di lembaga keuangan negara (1MDB) yang disebut-sebut melibatkan Perdana Menteri (PM) Najib Razak.
Kementerian Dalam Negeri telah menangguhkan izin terbit atau memberedel media The Edge Weekly dan The Edge Financial Daily, yang selama tiga bulan lebih mempublikasikan laporan dugaan skandal korupsi di lembaga 1MDB.
Awal pekan ini, pihak berwenang Malaysia juga telah memblokir situs-situs media yang kritis terhadap pemerintah PM Najib Razak.
Lembaga 1MDB dengan utang lebih dari 11 miliar dolar Amerika Serikat (AS) sedang diselidiki oleh pihak berwenang di Malaysia atas kesalahan manajemen keuangan dan korupsi. Lembaga itu diketuai oleh PM Najib.
The Edge Media Group, dalam sebuah pernyataan hari ini (24/7/2015), mengatakan bahwa Kementerian Dalam Negeri Malaysia telah mengeluarkan pemberitahuan terkait dua publikasi laporan dugaan skandal korupsi di lembaga 1MDB.
”(Laporan) yang merugikan, atau mungkin merugikan ketertiban umum dan keamanan nasional, atau mungkin alarm bagi opini publik. (Izin) penerbitan akan ditangguhkan selama tiga bulan mulai dari 27 Juli,” bunyi pernyataan itu.
CEO Edge Media Group, Ho Kay Tat, merasa aneh dengan alasan pemberedelan media yang dilakukan pemerintah.”Kami tidak melihat bahwa kami mengekspos untuk menipu orang-orang Malaysia yang dapat ditafsirkan sebagai hal yang merugikan publik dan kepentingan nasional,” ujarnya, seperti dikutip Reuters. ”Ini tidak lebih dari sebuah langkah untuk menutup kita, ya untuk menutup kita.”
Pada awal bulan ini, The Wall Street Journal (WSJ) membeberkan laporan yang diklaim berasal dari hasil penyelidikan terkait skandal dugaan korupsi di lembaga 1MDB. Dalam laporannya, media yang berbasis di AS itu menulis aliran dana hingga 700 juta dolar AS dari sebuah deposito ke rekening bank milik PM Najib.
Najib telah membantah tuduhan korupsi dana lembaga 1MDB. Menurutnya, tuduhan itu sebagai kampanye jahat yang ingin menggulingkannya. Najib telah mempertimbangkan untuk menggugat WSJ.
Kementerian Dalam Negeri telah menangguhkan izin terbit atau memberedel media The Edge Weekly dan The Edge Financial Daily, yang selama tiga bulan lebih mempublikasikan laporan dugaan skandal korupsi di lembaga 1MDB.
Awal pekan ini, pihak berwenang Malaysia juga telah memblokir situs-situs media yang kritis terhadap pemerintah PM Najib Razak.
Lembaga 1MDB dengan utang lebih dari 11 miliar dolar Amerika Serikat (AS) sedang diselidiki oleh pihak berwenang di Malaysia atas kesalahan manajemen keuangan dan korupsi. Lembaga itu diketuai oleh PM Najib.
The Edge Media Group, dalam sebuah pernyataan hari ini (24/7/2015), mengatakan bahwa Kementerian Dalam Negeri Malaysia telah mengeluarkan pemberitahuan terkait dua publikasi laporan dugaan skandal korupsi di lembaga 1MDB.
”(Laporan) yang merugikan, atau mungkin merugikan ketertiban umum dan keamanan nasional, atau mungkin alarm bagi opini publik. (Izin) penerbitan akan ditangguhkan selama tiga bulan mulai dari 27 Juli,” bunyi pernyataan itu.
CEO Edge Media Group, Ho Kay Tat, merasa aneh dengan alasan pemberedelan media yang dilakukan pemerintah.”Kami tidak melihat bahwa kami mengekspos untuk menipu orang-orang Malaysia yang dapat ditafsirkan sebagai hal yang merugikan publik dan kepentingan nasional,” ujarnya, seperti dikutip Reuters. ”Ini tidak lebih dari sebuah langkah untuk menutup kita, ya untuk menutup kita.”
Pada awal bulan ini, The Wall Street Journal (WSJ) membeberkan laporan yang diklaim berasal dari hasil penyelidikan terkait skandal dugaan korupsi di lembaga 1MDB. Dalam laporannya, media yang berbasis di AS itu menulis aliran dana hingga 700 juta dolar AS dari sebuah deposito ke rekening bank milik PM Najib.
Najib telah membantah tuduhan korupsi dana lembaga 1MDB. Menurutnya, tuduhan itu sebagai kampanye jahat yang ingin menggulingkannya. Najib telah mempertimbangkan untuk menggugat WSJ.
(mas)