Mengintip Jurus Indonesia Atasi Imigran Gelap
A
A
A
JAKARTA - Imigran gelap, baik yang datang dari kawasan Asia Tengah ataupun dari Australia masih jadi salah satu masalah yang dihadapi Indonesia. Pemerintah Indonesia kini menyiapkan sejumlah "jurus" untuk mengatasi gelombang imigran gelap.
Menurut Direktur Keamanan Internasional dan Pelucutan Senjata Kementerian Luar Negeri Indonesia, Andi Rahmianto, salah satu "jurus"-nya adalah dengan membentuk sebuah tim yang dipimpin oleh Menteri Koordinasi Politik Hukum dan HAM (Menkopolhukam).
"Secara koordinatif, di bawah kantor Menkopolhukam, dan ini upaya baru pemerintah, kita sudah membentuk dan memperkuat koordinasi kita, dengan membentuk tim koordinasi yang dipimpin langsung oleh Menkopulhukam,” kata Andi, pada Kamis (23/7/2015).
Andi mengatakan, tim koordinasi tersebut terdiri dari dua bagian. Yakni, tim koordinasi darat dan tim koordinasi laut. Tim koordinasi darat bertugas untuk menjaga wilayah-wilayah yang rawan, yang jadi lokasi exit point imigran untuk pergi atau datang dari Australia.
Sedangkan tim koordinasi laut bertugas menjaga perbatasan maritim Indonesia, dengan rutin patroli. Salah satu hasil yang dicapai dari patroli tersebut adalah ditangkapnya kapal pembawa imigram gelap, di pulau Rote, yang akhirnya membongkar isu suap yang dilakukan oleh otoritas Australia.
"Di lingkup diplomatik kita terus melakukan koordinasi dan kerjasama melalui Bali Process dengan Australia, yang sudah kita galang sejak tahun 2003,” ujarnya.
Menurut Direktur Keamanan Internasional dan Pelucutan Senjata Kementerian Luar Negeri Indonesia, Andi Rahmianto, salah satu "jurus"-nya adalah dengan membentuk sebuah tim yang dipimpin oleh Menteri Koordinasi Politik Hukum dan HAM (Menkopolhukam).
"Secara koordinatif, di bawah kantor Menkopolhukam, dan ini upaya baru pemerintah, kita sudah membentuk dan memperkuat koordinasi kita, dengan membentuk tim koordinasi yang dipimpin langsung oleh Menkopulhukam,” kata Andi, pada Kamis (23/7/2015).
Andi mengatakan, tim koordinasi tersebut terdiri dari dua bagian. Yakni, tim koordinasi darat dan tim koordinasi laut. Tim koordinasi darat bertugas untuk menjaga wilayah-wilayah yang rawan, yang jadi lokasi exit point imigran untuk pergi atau datang dari Australia.
Sedangkan tim koordinasi laut bertugas menjaga perbatasan maritim Indonesia, dengan rutin patroli. Salah satu hasil yang dicapai dari patroli tersebut adalah ditangkapnya kapal pembawa imigram gelap, di pulau Rote, yang akhirnya membongkar isu suap yang dilakukan oleh otoritas Australia.
"Di lingkup diplomatik kita terus melakukan koordinasi dan kerjasama melalui Bali Process dengan Australia, yang sudah kita galang sejak tahun 2003,” ujarnya.
(mas)