Kaum Transgender Bakal Dibolehkan Jadi Tentara AS
A
A
A
WASHINGTON - Pentagon atau Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) mengumumkan rencananya untuk menghapus larangan individu transgender menjadi tentara AS. Dengan demikian setiap warga transgender di negara itu bisa berkesempatan menjadi tentara AS.
Menteri Pertahanan AS, Ashton Carter, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kelompok kerja akan dibentuk untuk mengeksplorasi masalah ini selama enam bulan ke depan.
Kelompok ini akan bekerja di bawah asumsi bahwa individu transgender, atau mereka yang mengidentifikasi diri berbeda dengan kondisi saat lahir dapat melayani militer AS secara terbuka.”Kecuali ada hambatan objektif dan praktis yang diidentifikasi,” kata Carter.
Rencananya, larangan transgender jadi tentara AS akan dihapus mulai awal tahun depan. ”Transgender pria dan wanita berseragam berada di sana dengan kita, bahkan karena mereka harus sering melayani dalam keheningan bersama rekan rekan-rekan mereka (di militer),” lanjut Carter dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir IB Times, Selasa (14/7/2015).
Menurut Carter, orang-orang transgander memang tidak diizinkan untuk bergabung dengan militer AS selama ini. Selain soal kebijakan Pentagon yang akan menghapus larangan transgender menjadi tentara AS, Carter juga membahas hal-hal praktis terkait masalah transgender jika nantinya masuk ke korps militer AS. Hal-hal itu, di antaranya soal layanan dosis hormone, layanan kamar mandi, hingga bentuk seragam yang akan mereka gunakan.
Tidak jelas berapa banyak individu transgender yang diizinkan menjadi tentara atau bertugas melayani militer as. Tapi, sebuah perkiraan dan studi telah memprediksi sebanyak 15 ribu, termasuk di bangku cadangan akan masuk ke militer AS.
Wacana aturan baru Pentagon itu muncul setelah larangan bagi gay dan lesbian untuk melayani militer dihapus empat tahun lalu. ”Peraturan Departemen Pertahanan mengenai (larangan) bagi anggota transgender sudah ketinggalan zaman,” ujar Carter.
Menteri Pertahanan AS, Ashton Carter, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kelompok kerja akan dibentuk untuk mengeksplorasi masalah ini selama enam bulan ke depan.
Kelompok ini akan bekerja di bawah asumsi bahwa individu transgender, atau mereka yang mengidentifikasi diri berbeda dengan kondisi saat lahir dapat melayani militer AS secara terbuka.”Kecuali ada hambatan objektif dan praktis yang diidentifikasi,” kata Carter.
Rencananya, larangan transgender jadi tentara AS akan dihapus mulai awal tahun depan. ”Transgender pria dan wanita berseragam berada di sana dengan kita, bahkan karena mereka harus sering melayani dalam keheningan bersama rekan rekan-rekan mereka (di militer),” lanjut Carter dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir IB Times, Selasa (14/7/2015).
Menurut Carter, orang-orang transgander memang tidak diizinkan untuk bergabung dengan militer AS selama ini. Selain soal kebijakan Pentagon yang akan menghapus larangan transgender menjadi tentara AS, Carter juga membahas hal-hal praktis terkait masalah transgender jika nantinya masuk ke korps militer AS. Hal-hal itu, di antaranya soal layanan dosis hormone, layanan kamar mandi, hingga bentuk seragam yang akan mereka gunakan.
Tidak jelas berapa banyak individu transgender yang diizinkan menjadi tentara atau bertugas melayani militer as. Tapi, sebuah perkiraan dan studi telah memprediksi sebanyak 15 ribu, termasuk di bangku cadangan akan masuk ke militer AS.
Wacana aturan baru Pentagon itu muncul setelah larangan bagi gay dan lesbian untuk melayani militer dihapus empat tahun lalu. ”Peraturan Departemen Pertahanan mengenai (larangan) bagi anggota transgender sudah ketinggalan zaman,” ujar Carter.
(mas)