Warga Kristen Irak Angkat Senjata untuk Usir ISIS
A
A
A
BAGHDAD - Para warga Kristen di Irak memilih angkat senjata dan bergabung dalam pelatihan militer Irak. Mereka bertekad mengusir ISIS dan merebut kembali rumah-rumah mereka.
Dengan cirikhas salib kayu di leher dan tato di lengan, para warga Kristen Irak bertekad melawan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang telah menduduki rumah-rumah mereka di Nineveh, Mosul, setahun lalu.
Pada tahun lalu, para warga Kristen Irak yang menjadi kelompok minoritas diultimatum kelompok radikal pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi itu. Mereka diberi pilihan pindah agama, bayar pajak atau dibunuh. Mereka yang menolak pilihan itu memilih melarikan diri.
Tapi, kini mereka bersatu di sebuah pangkalan militer Irak di dekat Bnadara Baghdad untuk mengasah kemampuan tempur mereka guna melawan ISIS.
Para warga Kristen itu dilatih para milisi Muslim Irak tentang bagaimana menggunakan senapan serbu Kalashnikov dan teknik-teknik dasar tempur lainnya. Saban berlatih, mereka mengumandangkan yel-yel “Ya Mariam (O Mary)” dalam sebuah nyanyian sebagai wujud hormat pada Ibu Yesus, Maria.
”Kami mendengar bahwa orang Kristen memiliki kesempatan untuk jihad (perang suci), dan kita semua datang dan menawarkan diri,” kata Frank Samir, 17, warga Kristen Irak.
”Anak-anak kita mati; keluarga Kristen kita mengungsi. Bagaimana kita bisa menerima jika orang-orang mengatakan bahwa orang Kristen tidak berperang? Sebaliknya, kita ingin berjuang di mana-mana,” ujarnya, seperti dilansir news.com.au, Kamis (9/7/2015).
Samir berasal dari Baghdad, namun sebagian besar warga Kristen yang tergabung dalam unit “Kitab Babel” berasal dari Mosul. Sudah dua minggu ini, mereka menjalani pelatihan militer di Baghdad.
”Saya tidak ragu untuk jadi relawan dengan saudara-saudara saya guna melawan Daesh (ISIS),” kata Fares Issa, 38, warga Kristen Mosul."Saya akan terus berjuang, sampai ada pembebasan Mosul dan mengusir mereka (ISIS) dari wilayah Irak,” lanjut Issa, yang menjual mobil di Mosul sebelum konflik pecah.
Dengan cirikhas salib kayu di leher dan tato di lengan, para warga Kristen Irak bertekad melawan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang telah menduduki rumah-rumah mereka di Nineveh, Mosul, setahun lalu.
Pada tahun lalu, para warga Kristen Irak yang menjadi kelompok minoritas diultimatum kelompok radikal pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi itu. Mereka diberi pilihan pindah agama, bayar pajak atau dibunuh. Mereka yang menolak pilihan itu memilih melarikan diri.
Tapi, kini mereka bersatu di sebuah pangkalan militer Irak di dekat Bnadara Baghdad untuk mengasah kemampuan tempur mereka guna melawan ISIS.
Para warga Kristen itu dilatih para milisi Muslim Irak tentang bagaimana menggunakan senapan serbu Kalashnikov dan teknik-teknik dasar tempur lainnya. Saban berlatih, mereka mengumandangkan yel-yel “Ya Mariam (O Mary)” dalam sebuah nyanyian sebagai wujud hormat pada Ibu Yesus, Maria.
”Kami mendengar bahwa orang Kristen memiliki kesempatan untuk jihad (perang suci), dan kita semua datang dan menawarkan diri,” kata Frank Samir, 17, warga Kristen Irak.
”Anak-anak kita mati; keluarga Kristen kita mengungsi. Bagaimana kita bisa menerima jika orang-orang mengatakan bahwa orang Kristen tidak berperang? Sebaliknya, kita ingin berjuang di mana-mana,” ujarnya, seperti dilansir news.com.au, Kamis (9/7/2015).
Samir berasal dari Baghdad, namun sebagian besar warga Kristen yang tergabung dalam unit “Kitab Babel” berasal dari Mosul. Sudah dua minggu ini, mereka menjalani pelatihan militer di Baghdad.
”Saya tidak ragu untuk jadi relawan dengan saudara-saudara saya guna melawan Daesh (ISIS),” kata Fares Issa, 38, warga Kristen Mosul."Saya akan terus berjuang, sampai ada pembebasan Mosul dan mengusir mereka (ISIS) dari wilayah Irak,” lanjut Issa, yang menjual mobil di Mosul sebelum konflik pecah.
(mas)