Dubes Rusia Anggap Sanksi Barat Tak Mempan
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Rusia menganggap sanksi yang dijatuhkan negara-negara Barat dan Uni Eropa kepada Moskow tidak mempan. Buktinya, perkembangan ekonomi Rusia masih cukup stabil.
Komentar itu disampaikan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhael Y Galuzin, Kamis (25/6/2015). Menurutnya, sanksi dari negara-negara Barat tidak terlalu berdampak besar bagi Rusia.
"Tidak ada perubahan drastis dari perkembangan ekonomi kami,” kata Dubes Galuzin kala melakukan pertemuan dengan wartawan di kediamannya, di Jakarta.
Menurutnya, secara garis besar sanksi tersebut terbilang gagal. “Efek dari sanksi itu tidak sesuai dengan harapan Barat, yaitu ingin menghancurkan ekonomi Rusia,” ujar diplomat senior Rusia itu.
Sanksi yang dijatukan pada Rusia baru saja diperpanjang oleh Uni Eropa. Sanksi, yang harusnya berakhir pada Agustus mendatang telah diperpanjang hingga enam bulan ke depan atau hingga awal tahun 2016.
Sebagai bentuk respons atas sanksi tersebut, Rusia juga memperpanjang larangan bagi negara-negara yang menjatuhkan sanksi untuk melakukan ekspor bahan makanan ke Rusia. Negeri Beruang Merah itu memperpanjang larangan itu hingga satu tahun ke depan.
Komentar itu disampaikan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhael Y Galuzin, Kamis (25/6/2015). Menurutnya, sanksi dari negara-negara Barat tidak terlalu berdampak besar bagi Rusia.
"Tidak ada perubahan drastis dari perkembangan ekonomi kami,” kata Dubes Galuzin kala melakukan pertemuan dengan wartawan di kediamannya, di Jakarta.
Menurutnya, secara garis besar sanksi tersebut terbilang gagal. “Efek dari sanksi itu tidak sesuai dengan harapan Barat, yaitu ingin menghancurkan ekonomi Rusia,” ujar diplomat senior Rusia itu.
Sanksi yang dijatukan pada Rusia baru saja diperpanjang oleh Uni Eropa. Sanksi, yang harusnya berakhir pada Agustus mendatang telah diperpanjang hingga enam bulan ke depan atau hingga awal tahun 2016.
Sebagai bentuk respons atas sanksi tersebut, Rusia juga memperpanjang larangan bagi negara-negara yang menjatuhkan sanksi untuk melakukan ekspor bahan makanan ke Rusia. Negeri Beruang Merah itu memperpanjang larangan itu hingga satu tahun ke depan.
(mas)