Inilah Foto Penembak Mati 9 Orang di Gereja AS
A
A
A
SOUTH CAROLINA - Foto pria kulit putih bersenjata yang melakukan penembakan massal di gereja komunitas kulit hitam di South Carolina, Amerika Serikat (AS) telah beredar. Penembakan massal itu menewaskan sembilan orang dan dianggap sebagai kejahatan rasial.
Dari foto yang beredar, polisi menggambarkan pelakunya adalah seorang pria kulit putih berusia 21 tahun. Dia mengenakan kaus, celana jeans dan sepatu bot. (Baca juga: Penembakan Massal Guncang Gereja di AS, 8 Tertembak)
Polisi setempat telah merilis gambar pelaku penembak massal di Gereja Emanuel Africa Methodist Episcopal itu, karena mereka putus asa dalam memburu pelaku yang tak kunjung tertangkap.
Kepala polisi setempat, Gregoru Mullen, mengatakan delapan korban tewas ditemukan di dalam gereja. Sedangkan korban ke sembilan meninggal setelah dibawa ke rumah sakit.
”Sungguh mengecewakan bahwa seseorang di masyarakat saat ini akan berjalan ke sebuah gereja, ketika orang datang dalam pertemuan doa dan mengambil nyawa mereka,” kata Mullen seperti dikutip Reuters, Kamis (18/6/2015). (Baca juga: Korban Tewas Penembakan Massal di Gereja AS Jadi 9 Orang)
Menurutnya, penembakan massal terjadi setelah sebelumnya muncul laporan ada ancaman bom di sekitar gereja. Polisi semula menangkap seorang pria yang cocok dengan deskripsi yang diutarakan para saksi. Namun, pria itu dibebaskan. Departemen Kepolisian Charleston menulis di Twitter bahwa pria itu bukan pria bersenjata yang diburu polisi.
Pendeta lokal, Thomas Dixon, menggambarkan insiden penembakan massal itu sebagai “adegan sangat buruk”. “Ternyata orang tersebut baru saja memasuki gereja dan melepaskan tembakan. Mereka (polisi) masih mencari tersangka,” katanya.
Dari foto yang beredar, polisi menggambarkan pelakunya adalah seorang pria kulit putih berusia 21 tahun. Dia mengenakan kaus, celana jeans dan sepatu bot. (Baca juga: Penembakan Massal Guncang Gereja di AS, 8 Tertembak)
Polisi setempat telah merilis gambar pelaku penembak massal di Gereja Emanuel Africa Methodist Episcopal itu, karena mereka putus asa dalam memburu pelaku yang tak kunjung tertangkap.
Kepala polisi setempat, Gregoru Mullen, mengatakan delapan korban tewas ditemukan di dalam gereja. Sedangkan korban ke sembilan meninggal setelah dibawa ke rumah sakit.
”Sungguh mengecewakan bahwa seseorang di masyarakat saat ini akan berjalan ke sebuah gereja, ketika orang datang dalam pertemuan doa dan mengambil nyawa mereka,” kata Mullen seperti dikutip Reuters, Kamis (18/6/2015). (Baca juga: Korban Tewas Penembakan Massal di Gereja AS Jadi 9 Orang)
Menurutnya, penembakan massal terjadi setelah sebelumnya muncul laporan ada ancaman bom di sekitar gereja. Polisi semula menangkap seorang pria yang cocok dengan deskripsi yang diutarakan para saksi. Namun, pria itu dibebaskan. Departemen Kepolisian Charleston menulis di Twitter bahwa pria itu bukan pria bersenjata yang diburu polisi.
Pendeta lokal, Thomas Dixon, menggambarkan insiden penembakan massal itu sebagai “adegan sangat buruk”. “Ternyata orang tersebut baru saja memasuki gereja dan melepaskan tembakan. Mereka (polisi) masih mencari tersangka,” katanya.
(mas)