Dicap Australia Tak Becus Jaga Perbatasan Ini Reaksi RI
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Indonesia menanggapi tuduhan Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, bahwa Indonesia tidak becus menjaga wilayah perbatasan. Hal itu, menurut Bishop, membuat banyak kapal pencari suaka masuk ke perairan Australia.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia Arrmanatha Nassir, menegaskan bahwa, Indonesia sangat serius menjaga setiap perbatasananya. Walaupun patut diakui, menjaga perbatasan Indonesia dengan wilayah sangat luas tidaklah mudah. (Baca juga: Ini Alasan Indonesia Tuntut Australia Jelaskan Suap Penyelundup Manusia)
“Indonesia sangat serius menjaga kedaulatan dan perairan Indoensia. Kita juga akui, bukan hal mudah menjaga wilayah laut kita selama 24 jam, yang bila dibandingkan dengan negara di kawasan lain, (wilayah Indonesia) jauh lebih besar,” kata Arrmanatha, dalam briefing mingguan pada Kamis (18/6/2015).
Soal penyelundupan manusia, diplomat Indoonesia yang akrab disapa Tata itu, mengatakan, Indonesia sangat serius dalam melawan masalah itu. Dia mencatat dengan adanya penangkapan kapal penyelundup manusia terbaru, setidaknya sudah tujuh kali Indonesia menangkap kapal penyelundup manusia
"Di Rote sudah ada enam kali keputusan pengadilan mengenai hal ini, dengan hukuman 4,5 tahun hingga 10 tahun kurungan penjara,” imbuh dia.
Namun, lanjut Tata, untuk mengatasi masalah penyelundupan manusia memang tidak bisa diselesaikan oleh satu atau dua negara saja. Tapi, diperlukan sebuah tindakan yang menyeluruh yang melibatkan semua pihak untuk melawan praktik penyelundupan manusia.
"Upaya mengatasi smugggling harus komprehensif, dari negara asal, negara transit dan negara tujuan. Kita bukan negara yang menandatangani refugee, tapi apabila ada kapal yang membutuhkan bantuan, kita tidak akan mendorong mereka keluar,” ujarnya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia Arrmanatha Nassir, menegaskan bahwa, Indonesia sangat serius menjaga setiap perbatasananya. Walaupun patut diakui, menjaga perbatasan Indonesia dengan wilayah sangat luas tidaklah mudah. (Baca juga: Ini Alasan Indonesia Tuntut Australia Jelaskan Suap Penyelundup Manusia)
“Indonesia sangat serius menjaga kedaulatan dan perairan Indoensia. Kita juga akui, bukan hal mudah menjaga wilayah laut kita selama 24 jam, yang bila dibandingkan dengan negara di kawasan lain, (wilayah Indonesia) jauh lebih besar,” kata Arrmanatha, dalam briefing mingguan pada Kamis (18/6/2015).
Soal penyelundupan manusia, diplomat Indoonesia yang akrab disapa Tata itu, mengatakan, Indonesia sangat serius dalam melawan masalah itu. Dia mencatat dengan adanya penangkapan kapal penyelundup manusia terbaru, setidaknya sudah tujuh kali Indonesia menangkap kapal penyelundup manusia
"Di Rote sudah ada enam kali keputusan pengadilan mengenai hal ini, dengan hukuman 4,5 tahun hingga 10 tahun kurungan penjara,” imbuh dia.
Namun, lanjut Tata, untuk mengatasi masalah penyelundupan manusia memang tidak bisa diselesaikan oleh satu atau dua negara saja. Tapi, diperlukan sebuah tindakan yang menyeluruh yang melibatkan semua pihak untuk melawan praktik penyelundupan manusia.
"Upaya mengatasi smugggling harus komprehensif, dari negara asal, negara transit dan negara tujuan. Kita bukan negara yang menandatangani refugee, tapi apabila ada kapal yang membutuhkan bantuan, kita tidak akan mendorong mereka keluar,” ujarnya.
(mas)