Lavrov: Serangan AS di Suriah dan Irak Sebuah Kesalahan
A
A
A
MOSKOW - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menilai kampanye udara yang dilakukan Amerika Serikat (AS) dan koalisinya di Irak dan Suriah adalah sebuah kesalahan. Hal ini, terang Lavrov dikarenakan AS menabrak semua prosedur yang ada untuk melakukan kampanye tersebut.
"Sayangnya, ketika Amerika mengumumkan perang melawan ISIS di Irak dan Suriah, mereka tidak pernah datang ke Dewan Keamanan (PBB), mereka hanya mengumumkan koalisi dan mereka mengumumkan bahwa pemerintah Irak telah memberi persetujuan," kata Lavrov.
Berbicara kala melakukan wawancara dengan Bloomberg, seperti dilansir Russia Today, Rabu (3/6/2015), Lavrov bahkan menyebut serangan yang dilakukan AS ke Suriah hanyalah bentuk sikap egois mereka semata. Serangan AS ke Suriah, lanjut Lavrov, bukan ditujukan melawan ISIS, tapi menggulingkan pemerintah Suriah, pimpinan Bashar al-Assad.
"Saya percaya itu adalah sebuah kesalahan. Saya berpikir bahwa serangan AS ke Suriah hanyalah obsesi mereka terhadap sosok Assad, dan hal itu tidak membawa dampak positif apapun, terlebih dalam hal perlawanan terhadap terorisme," sambungnya.
Dirinya juga menyebut, serangan yang dilakukan AS dan koalisi di Suriah telah melanggar hukum internasional. Dalam pandangannya, serangan yang dilakukan tanpa seizin pemerintah sah negara tersebut, merupakan serangan ilegal dan pelanggaran terhadap hukum internasional.
AS sebelumnya beralasan, pemerintahan Asaad bukanlah pemerintahan yang sah di Suriah, sehingga mereka tidak perlu meminta izin terlebih dahulu ketika hendak menyerang. "Namun, bila kita pergi ke DK PBB, maka sangat jelas bahwa pemerintahan Assad adalah pemerintahan yang sah," Lavrov menambahkan.
Pernyataan Lavrov yang membelas Suriah sejatinya bisa sangat dimaklumi, mengingat Rusia adalah sekutu dekat dari Suriah.
"Sayangnya, ketika Amerika mengumumkan perang melawan ISIS di Irak dan Suriah, mereka tidak pernah datang ke Dewan Keamanan (PBB), mereka hanya mengumumkan koalisi dan mereka mengumumkan bahwa pemerintah Irak telah memberi persetujuan," kata Lavrov.
Berbicara kala melakukan wawancara dengan Bloomberg, seperti dilansir Russia Today, Rabu (3/6/2015), Lavrov bahkan menyebut serangan yang dilakukan AS ke Suriah hanyalah bentuk sikap egois mereka semata. Serangan AS ke Suriah, lanjut Lavrov, bukan ditujukan melawan ISIS, tapi menggulingkan pemerintah Suriah, pimpinan Bashar al-Assad.
"Saya percaya itu adalah sebuah kesalahan. Saya berpikir bahwa serangan AS ke Suriah hanyalah obsesi mereka terhadap sosok Assad, dan hal itu tidak membawa dampak positif apapun, terlebih dalam hal perlawanan terhadap terorisme," sambungnya.
Dirinya juga menyebut, serangan yang dilakukan AS dan koalisi di Suriah telah melanggar hukum internasional. Dalam pandangannya, serangan yang dilakukan tanpa seizin pemerintah sah negara tersebut, merupakan serangan ilegal dan pelanggaran terhadap hukum internasional.
AS sebelumnya beralasan, pemerintahan Asaad bukanlah pemerintahan yang sah di Suriah, sehingga mereka tidak perlu meminta izin terlebih dahulu ketika hendak menyerang. "Namun, bila kita pergi ke DK PBB, maka sangat jelas bahwa pemerintahan Assad adalah pemerintahan yang sah," Lavrov menambahkan.
Pernyataan Lavrov yang membelas Suriah sejatinya bisa sangat dimaklumi, mengingat Rusia adalah sekutu dekat dari Suriah.
(esn)