Rusia Ancam Kerahkan Nuklir, Sekjen NATO Gusar
A
A
A
WASHINGTON - Ancaman Rusia untuk mengerahkan senjata nukirnya di Kaliningrad, dekat perbatasan Polandia membuat Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO, Jens Stoltenberg, gusar. Dia menyebut ancaman Rusia itu “sangat menganggu”.
“Rusia berencana untuk menyebarkan rudal berkemampuan nuklir di Kaliningrad. Dan mengancam akan memindahkan kekuatan nuklir di Crimea. Itu secara fundamental akan mengubah keseimbangan keamanan di Eropa,” kata Stoltenberg, dalam pidatonya ketika berkunjung ke Washington, Amerika Serikat (AS).
Kepala NATO itu kembali mengusik kejadian lama, yakni soal tuduhan Rusia melakukan intervensi militer di Ukraina pada tahun lalu. Karena alasan itulah, kata Stoltenberg, NATO bersumpah dengan melipatgandakan komitmennya untuk melakukan pertahanan kolektif terhadap sekutu-sekutunya, terutama di Eropa timur.
”Penggunaan retorika nuklir terbaru oleh Rusia, termasuk latihan dan operasinya sangat mengganggu,” ujar Stoltenberg kepada audien di lembaga Pusat Studi Strategis dan Internasional di Washington, seperti dikutip Guardian, Kamis (28/5/2015).
Stoltenberg yang merupakan mantan Perdana Menteri Norwegia ini mencontohkan retorika nuklir Rusia. Yakni pernyataan Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang tidak memungkiri penempatan kekuatan nukir untuk mempertahankan Crimea yang telah anekasasi Rusia setelah lepas dari Ukraina pada tahun lalu.
NATO mengkhawatirkan tentang kepatuhan Rusia terhdap perjanjian senjata nuklir. Terlebih selama ini pesawat-pesawat pembom Rusia terus patroli secara global.
”Rusia juga secara signifikan meningkatkan skala, jumlah dan jangkauan penerbangan pesawat pembomnya yang mampu membawa bom nuklir di banyak wilayah,” katanya. ”Penerbangan pesawat pembom Rusia berlangsung dari Jepang ke Gibraltar, dari Creta ke California, dan dari Laut Baltik ke Laut Hitam.”
“Rusia berencana untuk menyebarkan rudal berkemampuan nuklir di Kaliningrad. Dan mengancam akan memindahkan kekuatan nuklir di Crimea. Itu secara fundamental akan mengubah keseimbangan keamanan di Eropa,” kata Stoltenberg, dalam pidatonya ketika berkunjung ke Washington, Amerika Serikat (AS).
Kepala NATO itu kembali mengusik kejadian lama, yakni soal tuduhan Rusia melakukan intervensi militer di Ukraina pada tahun lalu. Karena alasan itulah, kata Stoltenberg, NATO bersumpah dengan melipatgandakan komitmennya untuk melakukan pertahanan kolektif terhadap sekutu-sekutunya, terutama di Eropa timur.
”Penggunaan retorika nuklir terbaru oleh Rusia, termasuk latihan dan operasinya sangat mengganggu,” ujar Stoltenberg kepada audien di lembaga Pusat Studi Strategis dan Internasional di Washington, seperti dikutip Guardian, Kamis (28/5/2015).
Stoltenberg yang merupakan mantan Perdana Menteri Norwegia ini mencontohkan retorika nuklir Rusia. Yakni pernyataan Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang tidak memungkiri penempatan kekuatan nukir untuk mempertahankan Crimea yang telah anekasasi Rusia setelah lepas dari Ukraina pada tahun lalu.
NATO mengkhawatirkan tentang kepatuhan Rusia terhdap perjanjian senjata nuklir. Terlebih selama ini pesawat-pesawat pembom Rusia terus patroli secara global.
”Rusia juga secara signifikan meningkatkan skala, jumlah dan jangkauan penerbangan pesawat pembomnya yang mampu membawa bom nuklir di banyak wilayah,” katanya. ”Penerbangan pesawat pembom Rusia berlangsung dari Jepang ke Gibraltar, dari Creta ke California, dan dari Laut Baltik ke Laut Hitam.”
(mas)