Pesawat Canggihnya Didepak, AS Merasa Ditantang China

Jum'at, 22 Mei 2015 - 09:15 WIB
Pesawat Canggihnya Didepak,...
Pesawat Canggihnya Didepak, AS Merasa Ditantang China
A A A
WASHINGTON - Pihak Amerika Serikat (AS) merasa ditantang militer China terkait insiden didepaknya pesawat mata-mata tercanggih AS Poseidon P8-A dari wilayah udara Laut China Selatan. Pesawat itu ternyata memata-matai kegiatan pembangunan China di Laut China Selatan.

Dalam sebuah video yang ditayangkan CNN, pesawat Poseidon AS tampak mengudara di atas pulau-pulau buatan China di kawasan sengketa itu. Pesawat AS itu selain memantau aktivitas konstruksi China juga memantau kapal-kapal Angkatan Laut China.

Aksi Washington memata-matai aktvitas Beijing dengan pesawat mata-mata tercanggihnya itu baru pertama kali dilakukan. Komandan pesawat mata-mata AS yang bertugas di Asia, Kapten Mike Parker, blak-blakan menyebut insiden di Laut China Selatan sebagai tantangan China kepada AS. (Baca: Tegang, China Depak Pesawat Mata-mata Tercanggih AS)

”Kami hanya ditantang 30 menit yang lalu dan tantangan datang dari Angkatan Laut Cina,” ujar Parker, kepada CNN. Parker yakin China sudah memasang radar peringatan dini “Fiery Cross Reef”.

Dengan radar itu, China bisa mengeluarkan peringatan keras terhadap pesawat atau kapal asing yang patroli di Laut China Selatan yang telah diklaim Beijing. ”Saya sangat yakin itu berasal dari darat, fasilitas itu ada di sini,” ujar Parker mengacu pada stasiun radar peringatan dini canggih itu.

Salah satu komandan militer AS baru-baru ini curiga bahwa fasilitas radar canggih China itu sudah bisa beroperasi tahun ini untuk mengamankan proyek landasan pacu raksasa China di Laut China Selatan. Washington khawatir bahwa Beijing akan menggunakan fasilitas itu untuk menekan “musuh-musuhnya” yang sama-sama mengklaim kawasan Laut China Selatan.

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hong Lei, mengkonfirmasi pengusiran pesawat mata-mata AS oleh Angkatan Laut China. ”China memiliki hak untuk terlibat dalam pemantauan di wilayah udara dan perairan untuk melindungi kedaulatan negara dan mencegah kecelakaan di laut yang relevan,” katanya.

“Kami berharap negara yang bersangkutan dengan sungguh-sungguh dapat menghormati kedaulatan China di Laut China Selatan,” katanya lagi.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1712 seconds (0.1#10.140)