ISIS Tembak Kaki Tawanan Agar Tidak Kabur
A
A
A
RAMADI - ISIS menggunakan cara yang kejam untuk menjaga tahanan mereka agar tidak kabur. Bukan dengan dirantai, atau diborgol, kelompok radikal tersebut menembak kaki setiap tawanan mereka agar tidak bisa melarikan diri.
"Saya melihat ada sekitar 30 wanita dan 71 laki-laki di pusat penahanan ISIS. Mereka telah ditembak kakinya untuk mencegah mereka melarikan diri, ketika para penculik mereka memutuskan untuk pergi," kata Sami Abed Saheb (37), seorang pemilik restoran di Ramadi.
Menurut beberapa saksi mata seperti dilansir Al Arabiya pada Rabu (20/5/2015), ISIS juga mulai menerapkan peraturan-peraturan mereka di Ramadi. Jasim Mohammed (49), seorang pemilik toko pakaian Wanita di Ramadi mengatakan, ISIS telah melarangnya untuk menjual pakaian dalam, dan juga tidak boleh menggunakan manekin.
"Saya harus memindahkan manekin, dan menggantinya dengan cara lain untuk menampilkan pakaian. Mereka (ISIS) juga mengatakan kepada saya, bahwa saya tidak diperkenankan menjual pakaian dalam, karena itu dilarang," katanya.
Selain itu, masih berdasarkan pengakuan saksi mata, ISIS juga telah membuat pengadilan yang berdasarkan hukum mereka sendiri. Bendera-bendera ISIS pun telah berkibar hampir di seluruh pojok kota, mulai di atas masjid, bangunan pemerintah, hingga sekolah.
Sampai saat ini, Irak masih berusaha untuk merebut kembali ibukota Anbar tersebut. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah Irak, termasuk dengan menerjunkan tank dan senjata berat untuk melawan ISIS di Ramadi.
"Saya melihat ada sekitar 30 wanita dan 71 laki-laki di pusat penahanan ISIS. Mereka telah ditembak kakinya untuk mencegah mereka melarikan diri, ketika para penculik mereka memutuskan untuk pergi," kata Sami Abed Saheb (37), seorang pemilik restoran di Ramadi.
Menurut beberapa saksi mata seperti dilansir Al Arabiya pada Rabu (20/5/2015), ISIS juga mulai menerapkan peraturan-peraturan mereka di Ramadi. Jasim Mohammed (49), seorang pemilik toko pakaian Wanita di Ramadi mengatakan, ISIS telah melarangnya untuk menjual pakaian dalam, dan juga tidak boleh menggunakan manekin.
"Saya harus memindahkan manekin, dan menggantinya dengan cara lain untuk menampilkan pakaian. Mereka (ISIS) juga mengatakan kepada saya, bahwa saya tidak diperkenankan menjual pakaian dalam, karena itu dilarang," katanya.
Selain itu, masih berdasarkan pengakuan saksi mata, ISIS juga telah membuat pengadilan yang berdasarkan hukum mereka sendiri. Bendera-bendera ISIS pun telah berkibar hampir di seluruh pojok kota, mulai di atas masjid, bangunan pemerintah, hingga sekolah.
Sampai saat ini, Irak masih berusaha untuk merebut kembali ibukota Anbar tersebut. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah Irak, termasuk dengan menerjunkan tank dan senjata berat untuk melawan ISIS di Ramadi.
(esn)